Saturday, November 30, 2013

Nyasar di Kota Orang (Warna-warni Ende Part. 18)


Hari Minggu ini saya turun ke Ende. Pasalnya, ada rapat koordinai se Kabupaten Ende di basecamp tercinta, tepatnya di Ende Selatan, daerah Ujung Aspal (namanya lucu, mungkin karena daerah itu memang aspalnya sudah terujung, alias habis, selebihnya sudah jalan tanah/setapak, wkwkwk).  Jadi, sebulan sekali, kami memang ada rapat koordinasi di basecamp. Bahasannya tentu saja bermacam-macam, misalnya ada pengumuman penting, info-info, dan terutama membahas tentang agenda akbar dari kelompok kami (yang ini masih top secret, pssssttt..!)

Akhirnya, karena agenda itu hanya terjadi satu bulan sekali, moment itu pun juga digunakan bagi kami untuk belanja-belajan keperluan kami. Dan bulan ini, saya turun pada hari Jumat pagi. Saya ijin pada Ibu Kepsek bahwa saya akan ada keperluan di UPT Kecamatan dan di Ende, jadi ijin dua hari. Saya turun ke Nangaba, ke rumah ketiga di sini, yaitu kontrakannya Cahyo. Kami ke kecamatan untuk lapor diri. Setelah selesai lapor diri, kami liburan sebentar. Yaaa...ada diskusi singkat, cerita-cerita, hingga mencuci di Sungai Nangaba. Hari Sabtunya kami baru turun ke Ende.
Pantai di Nangaba

Saya, memanfaatkan hari itu untuk belanja. Shopping time!!!
Tapi tentu saja bukan shopping time ala saya di Jogja. Yang namanya shopping time di Jogja itu ya belanja baju atau sepatu, terus makan di SS. Tapi, kalau di Ende, ya hanya ke Hero Swalayan buat beli perlengkapan dapur dan keperluan diri. Pokoknya keluar uang buanyaaaaaakkk banget. Kalau di Jogja seperti mau kulakan saja.

Kami berangkat naik motor pinjaman dari Pak Korkab. Sementara yang lainnya jalan-jalan ke pantai, saya dan mbak Eka memilih ke Hero. Karena tidak tahu jalan, kami pun tanya pada Pak Polisi.
“Selamat sore, Pak. Arah Hero ke mana ya, Pak?” tanya Mbak Eka.
“Ini lurus saja,” kata Pak Polisi dengan ramah.
Kami agak sanksi sih, tapi mau tak mau ya nurut saja. Kami jalan mengikuti arah yang ditunjuk. Melewati dua lampu lalin. Sampai lampu lalin yang kedua kami tanya pada bapak-bapak yang kebetulan berhenti di samping kami, lampu merah. Bapak itu pun menegaskan bahwa Hero memang hanya lurus saja.
Kami pun sampai tanpa nyasar.

Lanjut, kami shopping. Beneran seperti anak ayam yang dilepas dari kurungan. Kami lantas sibuk dengan daftar belanjaan kami masing-masing. Dan saya memang buanyak banget belinya. Maklum lah, buat ransum satu bulan di kos an. Sayangnya, nyari chitato tidak pernah ada. Bulan lalu bisa nemu lays, bulan ini hanya dapet taro saja -_- *kangen taro.

Eh, pulang dari Hero, saya dan mbak Eka, karena tidak tahu jalan, akhirnya nyasar juga. Nyasar di kota orang. Jalan di kota Ende memang beberapa ada yang satu arah. Dan karena saya belum tahu arah, kami pun melewati jalan yang berbeda dengan jalan ketika berangkat. Finally, kami nyasar. Dari jalan beraspal, kami memasuki daerah perkampungan yang makin lama jalannya makin jelek. Hari sudah gelap. Kami semakin bingung. Putar balik atau tidak? Akhirnya kami pun putar balik ketika hampir mau masuk ke jalan setapak entah menuju ke mana.

Kami pun kembali ke jalan sebelum masuk perkampungan. Cari aman, kami pun akhirnya tanya orang dan bisa kembali ke jalan utama dengan selamat, hehehe.

Pengalaman pertama nyasar di kota Ende. Tapi tak mengapa, karena akibat nyasar itu, kami menemukan jalan yang benar. Kami mampir makan dan saya pesan nasi padangan dengan lauk ayam. Ya Tuhanku...rasanya benar-benar Jawa banget. Bikin tambah kangen dengan ayam goreng Ibuk, huks *nangis satu ember.

Esok harinya saya dan Mbak Eka belanja sayuran ke pasar kemudian pulang ke kontrakan dan rapat. Seneng dengan hari itu. Saya pulang sore harinya dengan bawaan seabrek dan ransum segunung. Berat. Tapi harus tetap semangat dan bertahan.

Satu tahun untuk selamanya.

*) 10 November 2013, selamat hari pahlawan...siapa pahlawan dalam hidupmu? Banyak...karena pahlawan dalam setiap segi itu berbeda-beda...ah mbuhlah, malah mbahas geje, wkwkwk...

No comments:

Post a Comment