Saturday, November 30, 2013

Cerita LDR-an... (Warna-warni Ende Part. 20)


LDR atau long distance relationship adalah hubungan jarak jauh dimana laki-laki dan wanita yang sudah berkomitmen tidak dapat bertemu selama beberapa waktu karena masalah jarak. Contohnya, LDR dari Jogja-Semarang. Si cowok di Jogja, si cewek di Semarang. Atau, LDR dari Jawa-Flores, si cowok di Jawa, si cewek di Flores (*curcol, hahaha)

Saya pernah mengalami LDR sebelumnya selama beberapa minggu (atau bulan). Jaman-jaman masih kuliah dulu, jaman-jaman masih pacar-pacaran, jaman-jaman masih ababil, wkwkwk... Dan saya berkesimpulan bahwa saya tidak pernah bersahabat dengan yang namanya LDR. Karena di beberapa keadaan itu, selalu hasilnya tidak sesuai harapan. Mungkin saya memang tipe yang setiap hari harus ketemu, atau minimal seminggu sekali.... (*curcol lagi, wkwkwkw).

Sumber Gambar
Dulu semasa teman-teman sedang kuliah, ada banyak orang yang LDR. Terutama ketika mereka berbeda tempat kuliah. Contohnya, antara UNY-UNS, antara UNY-UNES, antara Jogja-Jakarta, antara Jogja-Bandung, dan sebagainya. Dan saya selalu berpikir, kok bisa sih mereka bertahan dengan hubungan mereka? Ada yang satu minggu sekali ketemu. Ada yang satu bulan sekali ketemu. Bahkan, ada yang satu semester sekali baru ketemu. Oh My...beneran, saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka untuk bisa bertahan hanya pacaran dengan hape saja (*kasarnya kan kayak gitu, hehehe).

Tapi, akhirnya, saya terkena getahnya juga. Saya pun harus merasakan yang namanya LDR. Dan harus saya akui, itu sangat berat. Hanya telfon, hanya SMS, dan tidak bertemu muka. Dari yang setiap hari ketemu menjadi tidak ketemu selama satu tahun itu sangat gila sekali. Maka, tak heran saya kalau misalnya banyak teman-teman seperjuangan di sini yang kemudian mencari pelampiasan, yaitu melakukan pacaran kontrak. Intinya, mereka saling flirting satu sama lain, kemudian memutuskan untuk HTS-an, TTM-an, ataupun dengan terang-terangan selingkuhan, selama satu tahun di sini. Lepas dari sini, mereka akan kembali ke kehidupan normal sebelumnya, yaitu kembali ke pacar mereka masing-masing. Hal ini akan saya bahas lain kali... ^^

Kembali ke topik kita.
Sebenarnya, sebuah hubungan yang LDR itu, tidak seseram yang saya bayangkan dulu. Dulu, waktu kuliah, saya sering geje dan marah kalau SMS tidak dibalas mas pacar, telvon tidak diangkat, atau chattingan tidak bisa (masa masih ababil, wkwkwk). Tapi, sekarang, saya merasa mulai bersahabat dengan LDR. Meski tidak bisa SMS, ya sudah, tidak bisa telfon, ya sudah, tidak bisa fban, ya sudah, tidak bisa twitteran, ya sudah...pasrah saja, hehehhe.

Mengapa?
Karena menurut saya, ada dua faktor yang berkaitan dengan hal itu: tingkat kedewasaan dan tipe hubungan.

Sumber Gambar
Tingkat kedewasaan, yaitu ketika seseorang menjadi semakin dewasa, penerimaan akan apa yang terjadi padanya, lebih besar dibandingkan ketika ia masih muda. Istilahnya, lebih nrimo dan sudah tidak alay atau lebay lagi. Jadi, orang yang lebih dewasa cenderung menerima hubungan LDR itu dengan bijak. Artinya, dia tidak lagi melakukan hal-hal yang konyol seperti yang dilakukan oleh anak muda ababil, wkwkwk ^^

Tipe hubungan, yaitu seperti apa hubungan yang sedang dijalin. Apakah keduanya sudah yakin untuk berkomitmen membawa hubungan ini dengan dewasa dan serius, ataukah membuatnya menjadi mainan seperti anak-anak. Bagi yang membawa hubungan ini dewasa dan serius, mau LDR atau ketemu tiap hari, maka hubungan itu pasti tetap langgeng. Karena keduanya sudah komitmen untuk bersama. Tapi, bila hubungan itu dibuat seperti mainan, yang bisa disudahi kapan saja, yang bisa cari penggantinya kapan saja, lalu mulai main lagi, rasanya hubungan LDR pasti akan gagal...

Tambahan lainnya, adalah bagaimana sosok pasangan kita itu sendiri. Bila dia siap dengan kondisi kita, satu pemikiran dengan kita, maka hubungan itu pun tidak akan timpang. Artinya, LDR bisa dilalui.

Well, LDR itu tidak hanya bisa terjadi pra nikah saja lho, tapi juga setelah nikah. Saya ngeri membayangkan banyak orang yang berjuang dengan hubungan yang jarak jauh begitu. Misalnya, si cewek kerja di Jogja, jadi PNS, sementara si cowok kerja di Temanggung. Bisa jadi, si cewek harus pulang seminggu sekali ke Temanggung. Tak sedikit kisah haru biru yang berkaitan dengan LDR, yang luput dari pandangan banyak orang. Yang jelas, setiap kisah memiliki ceritanya sendiri.

Dan inilah cerita saya. Saya sudah bersahabat dengan LDR. Saya hanya perlu menghitung hari, minggu, bulan, dan pada akhirnya bertemu lagi. Kasihan juga dengan @Nisayu atau @Hety yang harus LDR dalam jangka waktu yang belum bisa dipastikan. Tapi, itulah jalan masing-masing. Jadi, penerimaan sajalah...karena pasti kalau diterima dengan ikhlas, hasilnya akan jauh dari apa yang dibayangkan sebelumnya.

*Satu tahun untuk selamanya.
16 November 2013, @puncak nakawara
Purnama ketiga...

No comments:

Post a Comment