Monday, July 30, 2012

AYO 
SEMANGAT 

BERKARYA

Monday, July 23, 2012

Menulis Nano-nano Geje

beberapa hari ini saya memasuki dunia baru yang disebut dengan dunia sekolah. alhamdulillah. sedikit flashback, saya masuk UNY di waktu yang tepat, dan lulus tepat waktu dan di waktu yang tepat. masih ingat juga sih, ketika saya tidak kuliah (dan memilih bekerja) sementara hampir 90% teman SMA memilih kuliah. masih ingat juga saya yang disapa 'mbak' di kampus, hanya karena mereka tahu bahwa umur saya lebih tua satu tahun dibandingkan mereka. yap, saya lulus 2007 dan baru masuk UNY tahun 2008. tapi tak masalah, hal itu justru memberi anugerah yang begitu besar pada hidup saya. setidaknya, saya lebih 'matang' karena sudah merasakan bagaimana susahnya bekerja.
alhamdulillah, 4 tahun kurang 1 bulan saya dinyatakan lulus. banyak suka, duka, tangis, tawa, galau, kecewa, panik, sakit, luka, cemburu, cinta, pesona, malu, takut, dsb mewarnai 4 tahun itu. dan tepat waktunya, saya lulus. saya diterima untuk mengajar di sebuah sekolah swasta area Bantul.
saya bersyukur untuk pilihan itu. meski sebenarnya ada banyak pilihan lain yang ingin saya lakukan, misalnya mendaftar beasiswa S2, ikut SM3T, ikut kursus, ikut bimbel, dsb. tapi, pilihan ini saya syukuri.
bersama dengan anak-anak selama 1 minggu ini benar-benar sesuatu yang amazing sekali. ada zahra yang mirip dengan Sherina Munaf, ada Nabil yang tidak bisa berhenti bicara, ada Affan yang diam saja, ada Ilham yang belum bisa saya takhlukkan.
ah, dunia begitu indah di mata anak-anak ini.
meski banyak kegalauan yang mewarnai perjalanan saya selama 1 bulan ini di sekolah tersebut, saya harus profesional dengan pekerjaan ini. mengajar dan menulis adalah hidup saya. sekarang, keduanya sudah saya dapatkan.
emmm...proyek jangka panjang nih, pengalaman saya mengajar itu ingin saya bukukan, tapi itupun masih entahlah. untuk jangka pendek, saya akan mencoba untuk menulis di blog saja. hehehe....
*menulis geje di sore hari yang padat oleh silabus, kkm, rpp...dan ada naskah yang menunggu dikerjakan. bismillah...

Wednesday, July 18, 2012

Di Hari yang Bertoga Ini 2

Aku menatap punggung mas hasbi menjauh. Tak terasa, lelehan air mata ini mengaburkan pandanganku. Dia pergi. Dia pergi. Tak sekadar pergi ke Temanggung, seperti ketika dia mudik 2 kali sebulan. Tak sekadar pergi untuk mudik satu atau dua hari. Setidaknya aku akan bertemu dia lagi dalam waktu dekat. Tapi, kali ini, dia pergi. Pergi untuk selamanya.

“Maaf, kita sudah tak bisa bersama lagi.”

Itu adalah kata-kata paling sederhana yang menterjemahkan semua yang baru saja dia katakan. Dan ketika itulah air mataku mengalir deras. Dia tega. Dia jahat. Ya, bagaimana dia tega untuk mengatakannya bahkan di depan banyak orang. Demi Tuhan, ini itu di Perempatan Kantor Pos Jogja. Titik Nol. Jantung kota Jogja. Aku konyol karena aku barusan menangis. Dan memang tak ada kuasa aku bisa menahan air mata itu. Tapi dia kejam karena mengatakannya di tengah keramaian seperti ini.

Mungkin, dia takut aku bakal ngamuk kalau kita bertemu di tempat yang private dan tak ada orang. Dasar cowok. Aku teringat dengan bulan-bulan penuh ketidakjelasan dengannya. Teringat dengan dia yang sibuk dengan skripsinya. Teringat dengan aku yang datang di hari wisudanya. Tapi tetap saja, aku yakin dan percaya. Aku memegang komitmen ini. Bagiku, pacaran dengan mas Hasbi adalah satu langkah awal untuk suatu perjalanan yang lebih jauh lagi.

Dan sekarang semuanya berakhir di sini.

Ini tak adil.

Ini tak adil.

Punggung itu menjauh. Menjauh pergi. Meski bekasnya masih ada di hatiku.

Aku segera memacu motorku. Ku pacu hingga kecepatan tertinggi. Terserahlah, aku mau jatuh, kecelakaan, disambar truk pun, aku tak peduli. Bahkan rasanya aku menginginkan itu. Rasa sakit dan kecewa ini memenuhiku. Mataku buram, terututup oleh air mata.

Sayang, aku sampai di kamar dengan selamat. Untung di rumah sepi, tak ada orang. Aku mengurung diri di kamar hari itu. Memuntahkan bergalon-galon air mata, sekaligus mengutuk mas Hasbi berulang kali. Apa yang dia pikirkan sebenarnya?

***

Sudah sebulan sejak hari terburuk dalam sejarah kehidupanku bergulir. Well, sebenarnya aku sudah beberapa kali diputusin cowok, tapi yang ini beda. Aku merasa bahwa mas Hasbi itu jodoh yang sudah dikirimkan oleh Tuhan. Dia yang sempurna—bahkan ketika ku cari kekurangannya pun, semua kelebihannya selalu menutupi kekurangannya.

Ah…sudahlah. Mengingatnya hanya akan membuatku sesak.

Dan begitulah, aku mengisi hari-hariku dengan hal yang baru. Aku mulai bekerja di sekolah, menjadi guru, banyak persiapan untuk melakukan segalanya, banyak kegiatan di sana-sini, hingga aku bahkan tak sempat untuk memikirkannya (lagi). Syukurlah, itu artinya semua doaku tiap malam dikabulkan.

Waktu berlari dengan cepat. Tak terasa, sudah waktunya aku mengenakan toga. Ya, hari ini akan ada prosesi wisuda. Seluruh persiapan sudah dilakukan, kebaya sudah dipesan. Meski ada selempang cum laude melingkar di tubuhku, aku tak pede hari ini. Ada semacam ‘prestige’ tersendiri bagi wisudawan dan wisudawati membawa ‘seseorang’ yang spesial. Dan hari ini tak ada orang yang akan hadir. Ada beberapa sahabat dekat, tapi ‘dia’ yang benar-benar ku harapkan untuk hadir, sepertinya tidak akan hadir.

Detik berlalu dengan cepat.  Prosesi wisuda selesai dengan cepat. Aku buru-buru keluar. Mengenakan high heels, jilbab, dan toga membuatku sesak dan tak nyaman. Tapi aku terkaget-kaget ketika keluar dari pintu gedung. Ada mas Hasbi di sana. Tersenyum. Ke arahku?

Deg!

Jantungku mencelos. Kaget. Aku buru-buru membuang muka. Ah, tidak, aku pasti salah lihat. Itu bukan mas Hasbi. Ngapain juga di sini. Dan kalaupun itu dia, tentu dia tak menungguku. Pasti ada pacar baru.

Aku mempercepat langkahku. Ada bapak, ibuk, mbak, dan adikku sudah menungguku. Pelukan, senyum, tawa, dan foto-foto melupakan sejenak apa yang baru saja terjadi.

“Fa…,” sapa seseorang.

Aku menoleh. Hanya satu orang yang memanggilku dengan panggilan itu. Dan benar, mas Hasbi ada di sana. Tersenyum lebar.

“Selamat, ya,” katanya sambil mengangsurkan rangkaian bunga yang indah, “kamu cantik hari ini…”

Ada rasa tertohok di hatiku. Entah, ada rasa haru, tangis, marah, tapi juga senang. Dia menyapa seluruh orang yang ada di sana. Sementara aku masih shock—tak mampu mengatakan apa-apa.

“Udah ya aku pergi dulu,” katanya kemudian. Dan dia pergi begitu saja.

Aku bingung tapi aku berusaha untuk mengacuhkannya. “Ayo Fa, tak boleh sedih. Dia mungkin hanya ingin memberikan selamat saja. Jangan berpikir yang tidak-tidak,” kataku dalam hati. Aku berusaha melupakan kejadian barusan.

Tiba-tiba, ponselku bergetar pelan. Ada sms masuk.

“Aku datang karena aku masih sayang kamu. Aku tahu aku sudah jahat. Kamu mau kan maafin aku? Bila masih ada kesempatan, aku ingin kita memperbaiki apa yang pernah terjadi di antara kita.”

Setetes air mata jatuh. Dan seketika, aku bingung.

**bersambung**

#ada yg mau ngasih ide buat endingnya?

Di Hari yang Bertoga Ini 1

aku tergopoh-gopoh memakai helm, slayer, dan sarung tangan. kemudian menyalakan motor. tanpa ba-bi-bu, motor langsung ku pacu menuju kampus. hari ini hari sabtu, dan tidak seperti biasanya aku menuju kampus. ada acara wisuda hari ini. dan yang lebih menyenangkan, hari ini mas hasbi—pacar tercinta—diwisuda.

emm, sebenarnya tidak praktis dia pacarku sih. kita sudah lama tidak ada komunikasi. dia sibuk dengan skripsinya, kerjaannya, dsb., jadilah aku dicuekin, tidak ada komunikasi, dan hambar. tapi karena aku sayang dia, makanya aku mau datang ke wisudanya. pengen sih ketemu sama bapak, ibuk, mbaknya, adeknya, dan keluarga lainnya. pengen menjadi bagian dari ‘itu’. :)

tak sampai satu jam aku sudah sampai di GOR UNY.

banyak sekali orang di sini. padat mobil, orang, bus, motor, dsb. banyak tenda foto berjejer. semakin banyak yang berteriak, ‘bunga mbak bunga.’ sambil menyodorkan satu karangan bunga antara 10-20 ribu. ah, mahal, itu mah 5ribu juga dapet. untuk aku sudah sempat mampir ke kotabaru untuk membeli bunga.

ah, mas hasbi mana ya? batinku.

tidak sampai 5 detik, pintu GOR terbuka dan rombongan wisudawan dan wisudawati keluar. hanya ada warna hitam di sana, karena semuanya memakai toga. aku berlari menuju tempat yang agak tinggi, berusaha mengenali wajah mas hasbi diantara baju-baju hitam itu.

ah, sepertinya percuma saja. terlalu banyak orang.

10 menit kemudian, rombongan wisudawan berselempang ‘cum laude’ keluar. nah ini nih…batinku.
dan benar, aku menemukan wajahnya. tampak capek, tapi bahagia. aku mengunci pandanganku ke arahnya dan menerobos lautan massa di depanku. aku mengikutinya hingga terus, hingga dia berkumpul bersama dengan keluarganya—melihat bapak, ibu, adek, dan mbaknya.

aku mendekatinya dan mencolek bahunya. dia menoleh, dengan gerakan slow motion, lalu tersenyum melihatku. karangan bungaku berpindah ketangannya. bersalaman denganya, bapak, ibuk, dan semua keluarganya.
‘maaf ya kalau aku nyuekin kamu.’ bisiknya di telingaku.

aku tersenyum dan menggeleng pelan, ‘aku tahu kok mas, jangan berprasangka buruk. aku selalu tahu.’
mas hasbi tersenyum.

teringat berbulan-bulan tanpa kabarnya dan sekarang aku berada dalam keadaan seperti ini. ah, rasanya air mata, kekesalan, sakit hati, su’udzon yang terjadi dalam bulan-bulan itu terlihat sangat lebay sekali.

‘makasih ya, sudah datang.’

aku tersenyum lebar. makasih ya mas…sudah memberikan kesempatan padaku untuk bersabar, menabung rindu, setia, menghargai, dan percaya padamu.

#2 juni 2012, ketika ada keinginan ‘itu’, tapi logikaku meminta untuk tidak datang dan menuangkan adegan-adegan itu dalam tumblr.
so pathetic…!

Sunday, July 15, 2012

Quotes' Taylor Swift

Kkarena saya lagi bingung mau posting apa tapi pengen posting (geje deh kayak biasa), maka sekarang saya memutuskan untuk nyuplik beberapa lirik Taylor Swift yang saya suka. Terlepas dari apakah lirik itu merepresentasikan saya, atau hanya iseng karena saya suka. Yang jelas, hampir seluruh lirik Taylor Swift menjadi lirik saya. (ecieeee...gubrak!). Misalnya saja, White Horse, The Story of Us, Breathe, Hey Stephen, Last Kiss, This was a Movie, Teardrops on My Guitar, Haunted, Enchanted, Fifteen, Forever and Always, dsb yang belum pernah saya denger tapi judul-judulnya lumayan kece. Beberapa ada yang 'mungkin' bakal jadi soundtrack saya, misalnya aja Speak Now sama Back to December. Saya sih pengen bisa nyanyiin You Belong with Me...hahaha...ngimpi dikit deh.

Heemm...daripada galau-nya berlarut-larut... (garem kali larut), ini beberapa quotes dari lirik-lirik Taylor Swift. Check idout beibeh...!

I'm gonna find someone someday who might actually treat me well, this is a big world that it's just a small town. (White Horse)

People are people and sometime we change our mind, but its killing me to see you go after all this time. (Breathe).

I'd tell you I miss you but I don't know how. (The Story of Us)

Oh, a simple complication, Miscommunications lead to a fallout,  So many things that I wish you knew So many walls up, I can't break through (The Story of Us)

All you are is mean And a liar, and pathetic, and alone in life  And mean, and mean, and mean, and mean (Mean)

If you're out there, if you're somewhere, if you're moving on I've be waiting for you ever since you've been gone I just want it back the way it was before (This was a Movie)

'Cause I see, sparks fly whenever you smile (Sparks Fly)

i am not the kind of girl who should be rudely barging in on a white veil occasion but you are not the kind of boy who should be marrying the wrong girl (Speak Now)

then i think about summer, all the beautiful times i watched you laughing from  the passenger side and i realized i loved you in the fall (Back to December)

you told me you loved me so why did you go away away? (Last Kiss)

Yah, karena saya emang terlahir jadi orang yang melankolis, jadilah suka nglebay geje. Dan pemilihan quote-quote di atas adalah hasil kelebayan saya juga! Hehe...nggak apa-apa lah...!