Friday, July 13, 2012

Hari-hari Tanpa Dirimu

Malam berganti siang, matahari berputar pelan
Bintang telah tergantikan oleh arak-arak mega yang ceria, dilatar belakangi birunya langit
Dan masih saja, wajahmu terlukis di antara biru dan putih itu
Senantiasa tersenyum, mengikuti arah kemanapun aku melangkah

Ah...rasanya apa yang terjadi telah begitu menyesakkan
Semuanya kembali lagi, sama...namun aku telah melupakan semua detailnya
Rasanya tak adil, untukku dan untuknya...sedangkan untukmu? kau punya pembelaan sendiri untuk tingkah kekanak-kanakanmu

Ah...pantaskah aku untuk mencercamu? Ketika aku pernah mengagungkan semua yang ada padamu
Bahwa kaulah yang sempurna
Tapi waktu telah menjawab semua keadaan dan tanya ini
Bahwa segalanya harus menjadi seperti ini
Dan aku hanya diam, ikhlas, pasrah...
Kau mampu melukai hatiku, tapi kau tak bisa menghancurkan keyakinanku

Dan di sinilah aku sekarang...
Dengan keadaan yang biasa, aktivitas yang biasa, pekerjaan yang biasa, hari-hari yang biasa
Aku yang biasa
Meski dengan hati yang masih terombang-ambingkan oleh takdir

Aku masih menyebutmu dalam doa-doa malamku
Dan waktu juga yang akan menjawab semuanya
Apakah doaku akan terkabulkan...atau tidak...

#eaaa....puisi galau... (-__-)"

3 comments:

  1. Puisinya keren... Tapi isinya bikin penyakit sesak nafasku kumat. hehe... :-P

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehehehe...mestinya saya yang sesak to mas :p

      #kalau kumat, puskesmas pandak deket kok mas...

      Delete
    2. Mendingan gone Pak Eko wae... deket. Tinggal ke utara sedikit. hehe

      Delete