Saturday, October 11, 2014

Happy Wedding Day My Best Friend




Ada yang special sekali dengan bulan Oktober tahun ini. Special sekali, hingga ketika saya menulis postingan ini pun masih bisa membuat mata saya basah dan sembab, hati saya pun mengembun. Iya deh, saya kan melankolis, jadi wajar ya…hehehe…

Oktober kali ini special karena salah seorang sahabat terbaik saya mengakhiri masa lajangnya. Namanya adalah Feri. Dan laki-laki beruntung yang mendapatkannya bernama Mas Widi (namanya nggak gender banget, ya, lebih cocok Mas Feri dan Mbak Widi kali ya, hahahaha… *just kidding)

Me and The Bride ^^
Sebenarnya saya agak shock kala mendengar berita pernikahan mereka. Saat itu saya masih di Ende. Saya shock karena saya mengetahui mereka bertunangan dari status FB. Well, okelah, saya memang jarang sekali mengobrol dengan Fe sejak di Ende. Mungkin karena kesibukan kami, maka kami pun sama-sama tidak bisa menyempatkan untuk mengobrol. Bahkan sebenarnya pun, ketika kami berada di satu pulau pun masih jarang untuk ketemu karena kesibukan kami. Tapi, tetap, dia punya tempat di hati saya. Dan, mengetahui dia akan menikah di FB itu nyesek banget rasanya…

Tapi, kemudian, Fe menjelaskan semuanya. Tentang bagaimana mereka bisa bertemu dan pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Cerita yang membuat saya (sekali lagi) berpikir: well, jodoh itu bisa datang kapan saja.

Dan hari inilah semuanya terjadi. Tanggal 10 Oktober.


Ketika melihat ia dimake-up bak permaisuri, hati saya serasa haru, mata saya sembab. Oh, look at her…
Dia adalah gadis yang semasa putih biru bersama dengan saya, menemani saya curhat sepulang sekolah.
Dia adalah gadis yang di masa-masa berat saya selalu menemani saya.
Dia adalah gadis yang suka mentraktir saya makan, entah itu batagor, mi ayam, sampai sop ayam di samping kampus (kapan lagi fe? Hehehe)
Dia adalah gadis yang suka sekali membuat puisi dan semuanya bagus banget.
Dia adalah gadis yang tidak pernah marah, meski kadang kesal juga.
Dia adalah gadis yang kuat dengan semua permasalahannya tetapi masih mau membagi senyumnya untuk orang lain.
Dia adalah gadis yang suka sekali pergi ke bendungan tegal, terus kita makan mi ayam enak di dekat situ (kangen tempat itu, Fe), ke Goa Selarong, dll.
Dia adalah gadis yang sangat berbakti kepada orangtuanya, penyayang orang-orang di sekitarnya, dan sahabat terbaik.
Dia adalah gadis yang menemani saya berjalan kaki di sepanjang jalan bantul, menemani masa-masa muda saya, dan menerima saya menjadi sahabatnya.
Saya melihat dia tumbuh sejak SMP hingga sekarang. Sudah lebih 10 tahun kami bersama. Saya (kadang) menemani masa-masa sedihnya, masa bahagia, dan banyak masa-masa yang lainnya.

Dan dia menikah hari ini…
Prosesi akad berlangsung dengan lancar. Begitupun dengan resepsinya.

Rasanya itu, ada dua perasaan dominan yang membuat air mata saya tak kuasa mengalir di beberapa waktu dalam satu hari itu. 

Satu, perasaan bahagia, karena gadis kecil itu, sahabat baikku, akhirnya menemukan belahan jiwanya, yang semoga bisa memberikan jutaan kebahagiaan untuknya, yang akan mengakhiri duka-duka di masa lalunya.
Kedua, perasaan sedih, karena saya merasa ditinggalkan. Dia bukan lagi ‘milik saya’. Ah…saya tahu, itu adalah pemikiran bodoh. Persahabatan kami pasti akan tetap berjalan. Tak akan ada yang berubah.
“Ade’ pasti merasa kehilangan dia dan itu wajar,” itu kata Mas Aziz ketika saya bersikap terlalu melankolis. Katanya, saya terlihat beda di pernikahan ini bila dibandingkan dengan beberapa pernikahan yang pernah kami datangi. Ya iyalah, ini adalah pernikahan sahabat saya. Dan saya berhak untuk melankolis di hari ini, hehehe…

Flowers from the Wedding
Bersama dengan postingan ini, saya ingin sampaikan pada Fe. Selamat, ya, Sayang. Saya benar-benar ikut berbahagia dengan pernikahan kalian. Tak putus saya doakan untuk kebaikanmu. Jadilah istri yang baik (ah, kau pasti menjadi istri yang baik sekali ^^). Jadilah ibu yang baik. Dan tetaplah menjadi sahabat baik saya…bahkan ketika kita sama-sama sudah berumah tangga dan memiliki belahan jiwa masing-masing. Bagiku, kau tetap sahabat kecilku yang punya tempat spesial di hatiku. Selalu.

Untuk Mas Widi, si laki-laki beruntung yang akhirnya menikahi sahabat baik saya.
Selamat, ya, karena bisa mendapatkan wanita seperti Fe. Dia wanita yang biasa dengan segala kelemahan dan kekurangannya, tetapi dia wanita yang hebat sekali. Jagalah dia selalu. Bahagiakanlah dia. Jangan pernah kecewakan dia. Jangan bikin dia menangis. Dan selalu, terimalah segala tentang dia. Kalau kamu bikin dia nangis, saya nggak segan-segan buat ngajak kamu karate lho, hahaha… :p

 Dan itu kalian berdua. Ah, saya nggak bisa ngasih wejangan nikah, ya, karena saya kan belom nikah, jadinya malah sok tahu, hahahaha…
Yang jelas saya doakan selalu, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. Barokalloh…semoga dicukupkan rejekinya, dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah, dipermudah kehidupannya, dan dijauhkan dari segala bala’. Saya ikut berbahagia, jika kalian pun berbahagia.
Selamat sekali lagi…

Maaf ya, postingan saya lebay….hehehe…
Semoga tali silaturahim kita tetap terjaga hingga kelak. Amin ya robbal ‘alamin.