Sunday, November 23, 2014

Cinta itu Kamu



Cinta ini tampak nyata ketika pada akhirnya kita bertemu
Setelah kita terpisah 12 purnama, engkau yang meneduhkanku bisa ku jumpai lagi
Tiba-tiba segalanya tampakmelegakan
Dan lelehan air mata tak terbendung adalah seperti rindu yang meluap dari hatiku yang tak lagi bisa menampungnya

Dan kini, menginjak kesekian purnama…
Kau bertanya, masihkah aku mencintaimu seperti ketika kita berpisah dulu


Dan aku hanya mampu tersenyum dan mengangguk pelan
Ketahuilah, bahwa setiap pertemuan denganmu seperti hal baru bagiku
Aku merasa selalu dan selalu jatuh cinta setiap kali bertemu denganmu

Ah, mungkin aku terlalu melankolis dan berlebihan

Tapi, biarlah…
Banyak orang yang sulit mengutarakan cintanya
Dan pada akhirnya terjebak dengan perasaan ‘Dia sudah tahu’ dan tak perlu mengatakannya
Tidak, aku akan mengatakannya…

Kau memang menyebalkan kadang-kadang
Hingga aku menjadi begitu nonsense dan berharap kau akan pergi
Tapi kau tinggal, menungguku menjadi seperti biasanya kembali
Kau baik…itu saja

Kau adalah keajaiban yang ku temukan dalam satu fase kehidupanku yang pada akhirnya mengubah banyak hal
Kau adalah obat penenang yang selalu ku dapatkan secara gratis tanpa membeli di apotek
Kau adalah kitab yang akan selalu menerangkan banyak pencerahan tanpa ku baca
Kau adalah banyak alasan untuk masa depan yang menenangkan hati

Hari ini, aku mencintaimu
Seperti dulu…
Seperti ketika pertama kali bertemu
Seperti ketika ribuan kilometer kita lewati
Seperti esok, dan esoknya lagi, dan esoknya lagi

Saturday, October 11, 2014

Happy Wedding Day My Best Friend




Ada yang special sekali dengan bulan Oktober tahun ini. Special sekali, hingga ketika saya menulis postingan ini pun masih bisa membuat mata saya basah dan sembab, hati saya pun mengembun. Iya deh, saya kan melankolis, jadi wajar ya…hehehe…

Oktober kali ini special karena salah seorang sahabat terbaik saya mengakhiri masa lajangnya. Namanya adalah Feri. Dan laki-laki beruntung yang mendapatkannya bernama Mas Widi (namanya nggak gender banget, ya, lebih cocok Mas Feri dan Mbak Widi kali ya, hahahaha… *just kidding)

Me and The Bride ^^
Sebenarnya saya agak shock kala mendengar berita pernikahan mereka. Saat itu saya masih di Ende. Saya shock karena saya mengetahui mereka bertunangan dari status FB. Well, okelah, saya memang jarang sekali mengobrol dengan Fe sejak di Ende. Mungkin karena kesibukan kami, maka kami pun sama-sama tidak bisa menyempatkan untuk mengobrol. Bahkan sebenarnya pun, ketika kami berada di satu pulau pun masih jarang untuk ketemu karena kesibukan kami. Tapi, tetap, dia punya tempat di hati saya. Dan, mengetahui dia akan menikah di FB itu nyesek banget rasanya…

Tapi, kemudian, Fe menjelaskan semuanya. Tentang bagaimana mereka bisa bertemu dan pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Cerita yang membuat saya (sekali lagi) berpikir: well, jodoh itu bisa datang kapan saja.

Dan hari inilah semuanya terjadi. Tanggal 10 Oktober.


Ketika melihat ia dimake-up bak permaisuri, hati saya serasa haru, mata saya sembab. Oh, look at her…
Dia adalah gadis yang semasa putih biru bersama dengan saya, menemani saya curhat sepulang sekolah.
Dia adalah gadis yang di masa-masa berat saya selalu menemani saya.
Dia adalah gadis yang suka mentraktir saya makan, entah itu batagor, mi ayam, sampai sop ayam di samping kampus (kapan lagi fe? Hehehe)
Dia adalah gadis yang suka sekali membuat puisi dan semuanya bagus banget.
Dia adalah gadis yang tidak pernah marah, meski kadang kesal juga.
Dia adalah gadis yang kuat dengan semua permasalahannya tetapi masih mau membagi senyumnya untuk orang lain.
Dia adalah gadis yang suka sekali pergi ke bendungan tegal, terus kita makan mi ayam enak di dekat situ (kangen tempat itu, Fe), ke Goa Selarong, dll.
Dia adalah gadis yang sangat berbakti kepada orangtuanya, penyayang orang-orang di sekitarnya, dan sahabat terbaik.
Dia adalah gadis yang menemani saya berjalan kaki di sepanjang jalan bantul, menemani masa-masa muda saya, dan menerima saya menjadi sahabatnya.
Saya melihat dia tumbuh sejak SMP hingga sekarang. Sudah lebih 10 tahun kami bersama. Saya (kadang) menemani masa-masa sedihnya, masa bahagia, dan banyak masa-masa yang lainnya.

Dan dia menikah hari ini…
Prosesi akad berlangsung dengan lancar. Begitupun dengan resepsinya.

Rasanya itu, ada dua perasaan dominan yang membuat air mata saya tak kuasa mengalir di beberapa waktu dalam satu hari itu. 

Satu, perasaan bahagia, karena gadis kecil itu, sahabat baikku, akhirnya menemukan belahan jiwanya, yang semoga bisa memberikan jutaan kebahagiaan untuknya, yang akan mengakhiri duka-duka di masa lalunya.
Kedua, perasaan sedih, karena saya merasa ditinggalkan. Dia bukan lagi ‘milik saya’. Ah…saya tahu, itu adalah pemikiran bodoh. Persahabatan kami pasti akan tetap berjalan. Tak akan ada yang berubah.
“Ade’ pasti merasa kehilangan dia dan itu wajar,” itu kata Mas Aziz ketika saya bersikap terlalu melankolis. Katanya, saya terlihat beda di pernikahan ini bila dibandingkan dengan beberapa pernikahan yang pernah kami datangi. Ya iyalah, ini adalah pernikahan sahabat saya. Dan saya berhak untuk melankolis di hari ini, hehehe…

Flowers from the Wedding
Bersama dengan postingan ini, saya ingin sampaikan pada Fe. Selamat, ya, Sayang. Saya benar-benar ikut berbahagia dengan pernikahan kalian. Tak putus saya doakan untuk kebaikanmu. Jadilah istri yang baik (ah, kau pasti menjadi istri yang baik sekali ^^). Jadilah ibu yang baik. Dan tetaplah menjadi sahabat baik saya…bahkan ketika kita sama-sama sudah berumah tangga dan memiliki belahan jiwa masing-masing. Bagiku, kau tetap sahabat kecilku yang punya tempat spesial di hatiku. Selalu.

Untuk Mas Widi, si laki-laki beruntung yang akhirnya menikahi sahabat baik saya.
Selamat, ya, karena bisa mendapatkan wanita seperti Fe. Dia wanita yang biasa dengan segala kelemahan dan kekurangannya, tetapi dia wanita yang hebat sekali. Jagalah dia selalu. Bahagiakanlah dia. Jangan pernah kecewakan dia. Jangan bikin dia menangis. Dan selalu, terimalah segala tentang dia. Kalau kamu bikin dia nangis, saya nggak segan-segan buat ngajak kamu karate lho, hahaha… :p

 Dan itu kalian berdua. Ah, saya nggak bisa ngasih wejangan nikah, ya, karena saya kan belom nikah, jadinya malah sok tahu, hahahaha…
Yang jelas saya doakan selalu, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. Barokalloh…semoga dicukupkan rejekinya, dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah, dipermudah kehidupannya, dan dijauhkan dari segala bala’. Saya ikut berbahagia, jika kalian pun berbahagia.
Selamat sekali lagi…

Maaf ya, postingan saya lebay….hehehe…
Semoga tali silaturahim kita tetap terjaga hingga kelak. Amin ya robbal ‘alamin.



Friday, August 15, 2014

Menjelajah Komodo National Park Part. 1


Gerbang Masuk

Salah satu destinasi wisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Komodo National Park. Kawasan ini menjadi salah satu dari keajaiban dunia. Well, seberapa ajaibkan tempat ini sebenarnya? Beruntung, saya bisa mengunjungi tempat ini pada liburan Idul Fitri tahun ini. So sad sebenarnya, karena Idul Fitri tahun ini tidak saya nikmati bersama dengan keluarga di rumah, melainkan di tempat pengabdian. Tapi, menjadi agak menyenangkan karena saya berkesempatan untuk mengunjungi Komodo. Yep, the last living dinosaur in this world. So, how’s it going?! Inilah ceritanya.

Rencana ke Komodo sebenarnya sudah terplanning sejak saya datang ke Tanah Flores. Hanya ada 4 tujuan wisata yang ingin saya kunjungi: Danau Kelimutu, Pantai Koka, Riung, dan Komodo. Danau Kelimutu sudah saya kunjungi di sini, begitupun dengan Pantai Koka. Riung sendiri saya jambangi ketika libur Paskah di SINI. Nah, the last, akhirnya saya kesampaian datang ke Komodo ketika ada tawaran touring bersama tim UNNES.

Budget touring kali ini adalah 850ribu dengan rincian 500ribu untuk 2 hari dan 1 malam di kapal, sedangkan 350ribu untuk charter bus pulang pergi, minus makan selama perjalanan menuju dan dari Labuan Bajo. Bagi saya yang kebanyakan travel guide menyediakan jasa wisata dengan IDR di atas 1 juta, angka 850ribu terbilang murah. So, dengan 8 orang lainnya dari tim UNY, saya pun berangkat.

Berangkat Dini Hari, Menunggu Bus

Perjalanan di mulai pada hari Kamis dini hari, pukul 3 pagi. Bersama dengan 19 orang lainnya, kami naik bus damri. Busnya nyaman, apalagi saya dapet kursi paling depan—antisipasi kalau saya mabuk—iye, saya mabukan -_-. Sebenarnya touring hari itu diikuti oleh 36 orang, sementara 20 orang naik bus dan sisanya dengan motor. Saya sih ngeri saja membayangkan harus naik motor dari Ende-Labuan Bajo yang berjarak +/- 500 km. Selain medan yang berliku dan penuh tanjakan dan turunan, badan yang capek menjadi faktor utamanya. Apalagi saya cewek. Kalau harus naik motor, tentu kasihan dengan yang boncengin saya kan, hehehe... *seandainya ‘kamu’ di sini, Bang ^^.

Start jam setengah 4 kami berangkat dari Ikan Duyung, basecamp tercinta. Bus melaju dengan kencang. Dari kota Ende, bus mengambil arah ke Nangapanda, menuju ke jalan lintas Flores. Suasana jalan masih sepi—dan memang selalu sepi sih—sehingga bus asyik saja menerabas jalanan. Sampai di Nangapanda, tepatnya daerah sebelum Numba, sopir bus berhenti. Saya masih bangun, belum tidur. Sopir bus keluar dari bus dan mengecek sesuatu. Setengah jam kemudian, sopir bus marah-marah, bannya entah kenapa, pintu bus yang tengah rompal—beneran guys, engselnya terlepas, dan dompetnya pak sopir hilang. Beberapa teman mulai keluar dan duduk di serambi masjid. Begitupun dengan saya. Satu jam berikutnya, kamu sudah melaju menembus jalanan Nangapanda dengan bus yang baru, yap busnya diganti. Alhamdulillah...perjalanan lancar. Kami menjemput salah satu teman di hampir Nangaroro, kemudian menembus menuju Bajawa dengan sunrise menemani sepanjang jalan. Saya pun mengantuk dan tertidur.
 
Pemandangan di Dermaga Labuan Bajo
Perjalanan hari itu memakan waktu kurang lebih selama 12 jam. Kami singgah di Aimere untuk makan (sarapan dan makan siang). Setelah itu, kami berhenti di Ruteng untuk bertemu dengan teman SM3T lainnya. Selanjutnya, bus melaju kencang menembus Mannggarai dan tidak berhenti lagi sampai kami tiba di Labuan Bajo jam setengah 7 sore. Kami berhenti di Masjid Labuan Bajo untuk sholat dan bersih diri. Selepas itu, kami makan di bibir laut Labuan Bajo, lesehan penyetan. Heran, dimanapun berada, lesehan penyetan khas orang Jawa selalu ada. Dinner-nya nikmat, meski minus satu, karena pesanan teh panasnya zonk alias tidak dapat -_-.

Bersiap Live on Board

Selesai makan, kami menuju pelabuhan. Ternyata, paket tour yang kami ambil adalah live on board. Artinya, kami akan tinggal di kapal selama tour berlangsung. Kami briefing sejenak untuk pembagian kamar. Karena banyak yang tidak bawa SB alias sleeping bag, kami diberi satu kamar kecil di dalam kapal untuk 5 orang. Jadi, malam itu, kami berdesakan di dalam kamar sempit dengan tas dan barang bawaan yang ditumpuk-tumpuk dengan seadanya. Tidak ada yang berniat untuk beres-beres. Kami langsung terlelap karena badan kecapaian.

Bersambung!

Selamat Ulang Tahun, Kakakku Tercinta



---late post ya, hehehe---

Dari Bumi Pancasila, ku tuliskan sedikit kata-kata untukmu. Rasanya aneh, soalnya kita jarang berbicara dari hati ke hati. Mungkin, jarak usia yang pendek, dan sifat kita yang sama-sama keras, menjadikan kita jarang berbicara secara lugas, curhat istilahnya.

Masih ingat tidak, dulu kita sering berantem saat kecil. Jarang sekali kita pergi bareng dan bersenang-senang bersama. Tapi, seiring berjalannya waktu, kita memahami bahwa kita adalah saudara. Dan itu, menjadikan kita lebih dekat.

Sumber Gambar

Dan sekarang, selama 1 tahun ini, saya meninggalkan Jogja dan merasakan rindu pada kebersamaan kita: jelong-jelong, nonton film, dengerin musik, masak bareng, dsb.
Well, terimakasih karena sudah menjadi Kakak terbaik untuk saya selama ini. Pokoknya, tidak bisa disebutkan satu-satu kebaikan apa yang sudah kamu berikan.
Maaf juga karena tidak bisa menjadi adik yang cukup baik dan membanggakanmu. Maaf karena tahun lalu tidak bisa membantumu menyiapkan pernikahan (adik macam apa sih yang meninggalkan keluarganya untuk mengabdi bagi bangsa dan tanah air, terus ninggalin kakak perempuan satu-satunya menyiapkan the best day ever-nya??? #ceileh weekkk). A thousand sorry... ^^

Dan hari ini, dirimu berusia 27 tahun.
Oh wow, 27 tahun sementara aku 25 tahun.

Banyak sekali doa-doa yang terlantun untukmu hari ini, semoga semuanya dikabulkan. Doaku khususnya, semoga tahun ini bisa mendapatkan pekerjaan yang barakah meski bukan PNS (amin), menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam usia ini, jadi guru yang profesional dan berkarakter, melakukan peran sebagai istri yang baik bagi suami, dan memiliki usia yang barakah.

Semangat, Sist. Meski hidup tak mudah dan terkadang tidak adil, tapi tetaplah percaya, bahwa keluarga adalah orang-orang yang akan selalu ada untukmu dalam saat yang bahagia dan paling buruk. Semoga kita tetap akan menjadi keluarga yang kokoh seperti yang Ibuk dan Bapak harapkan. Amin...

@Kota Ende, 20 Juli 2014