Saturday, May 3, 2014

The Beautifull Koka Beach (Warna-warni Ende Part. 42)



Menjelajah, menikmati sedikit hawa natural di tanah rantau.
Pesona, keindahan tak terjamah tangan-tangan kotor.
Indah. Satu kata yang hanya bisa menggambarkan semua ini.

Pantai Koka
Koka adalah salah satu destinasi wisata yang ada dalam list tempat-tempat yang ingin saya kunjungi selama di tanah Flores. Sebuah pantai yang terletak di kabupaten Sikka (Maumere) ini adalah salah satu pantai pasir putih yang berada di pesisir selatan pulau Flores.

Mengapa pantai ini begitu ingin saya kunjungi? Karena sebenarnya tidak banyak destinasi wisata di Tanah Flores, meski sebenarnya buanyak juga, hanya keterbatasan saya saja sehingga tidak tahu. Bahkan, deretan pantai di sepanjang pantai selatan tanah Flores itu bisa dijadikan destinasi wisata sebenarnya, hanya saja pantai-pantai tersebut tidak berlabel dan hanya dibiarkan begitu saja. Nah, salah satu pantai berlabel yang sudah dikunjungi oleh teman-teman kami beberapa bulan silam adalah Pantai Koka.

Pantai Koka bila dilihat di peta tentu saja tidak terlalu jauh dari Kota Ende. Tapi, bila melakukan perjalanan darat (yang memang hanya ada satu jalan utama saja, jalan lintas kabupaten), Pantai Koka bisa ditempuh dalam jarak 90-100 km, dengan waktu tempuh 3-4 jam. Tenang saja, jalannya sudah mulus dan sepi sehingga bisa ngebut. Tapi, harus tetap awas, karena jalan di Ende yang mayoritasnya mlipir bukit cukup berbahaya karena banyak tikungan curam, naik turun bukit, dsb.

Rencana ke Pantai Koka datang secara mendadak. Awalnya, H-1, rencana saya dan teman-teman adalah mengunjungi Danau Kelimutu. Kami start dari Kota Ende pukul 7.30 WITA. Jalan masih sepi. Kami melaju menembus dinginnya perbukitan Ende. Hawa terasa dingin meskipun cuaca panas. Kami berhenti di Pasar Detusoko untuk membeli snack dan istirahat sebentar. Dan di situlah kami mengubah haluan ke Pantai Koka. Segera kami berangkat. Berhenti sejenak untuk sarapan di Pasar Wolowaru dan kami lanjut ke arah Maumere.

Biru, Hijau,dan Putih
Tak terasa kami sampai di tujuan. Pukul 12 lebih sedikit. Penat dan lelah selama di perjalanan hilang sekejap melihat pemandangan yang ada di depan kami. Biru laut dan biru langit yang dipadukan dengan putihnya pasir pantai dengan sedikit semburat mega benar-benar keindahan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sebuah bukit di sebelah selatan pantai tampak kontras sekali dengan warna biru dan putih yang mendominasi alam di sana. Dan seperti biasanya, aktifitas seru pun dilakukan: foto-foto narsis.

Matahari sedang menyengat-menyengatnya sehingga kulit kami dalam seketika menjadi gosong. Karena tidak ada yang suka berenang, kami pun tidak ada yang basah-basahan, hanya sibuk potret sana potret sini. Sesekali kami makan snack dan minum.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore ketika kami bersiap untuk segera pulang. Badan sudah capek. Ditambah, perjalanan yang juga panjang. Kami mampir ke seorang teman kami di daerah Watuneso. Kami singgah untuk sholat dan makan. Setelah itu, kami pulang.

Cerita hari itu ditutup dengan ban bocor di dekat Moni (Kelimutu), mampir di salah seorang teman di Moni, dan perjalanan pulang yang sangat dingin dan melelahkan. Tapi, cukup menyenangkan juga. Kami sampai di Kota pukul 21.00 WITA.

Well, tanah Flores itu memiliki keindahan alam yang masih natural, sangat berbeda dengan keadaan di Jawa. So, saya rasa, ketika pemerintah sedikit saja memberikan perhatian pada aspek pariwisata di sini, pastilah akan sangat maju sekolah. Semoga, suatu hari nanti.

#Satu tahun untuk selamanya
Maret 2014

No comments:

Post a Comment