Saturday, May 3, 2014

Update Status (Warna-warni Ende Part. 40 )



Lama sekali tidak mengisi. Setengahnya bingung dan terkesan kegiatannya monoton sehingga tidak ada yang bisa diceritakan. Well, saya memang tidak bisa peka dengan keadaan sekitar, sehingga tidak bisa aktif menulis seperti para tetangga sebelah (baca: *M). Saya memang BELUM bisa menuliskan sesuatu yang simpel seperti tentang sepatu, tas plastik, jagung muda, dan sebagainya yang terjadi di sekitar saya dan membuat sesuatu yang sangat inspiratif bagi orang lain. Bagi saya, itu hanya masalah ide dan kemauan. Dan dua-duanya masing jauh dari saya, hehehe...
Tapi, tentu saja, ada satu jurus yang pastinya akan selalu berhasil di setiap situasai: paksaan.
Well, suatu hari, tidak lama lagi, pasti masa itu tiba, ketika saya HARUS menulis sesuatu yang inspiratif ^^

So, akhirnya saya belum menulis lagi, meski banyak hal amazing juga yang saya alami dalam beberapa waktu ini. Misalnya:

Ketika ada masalah internal di basecamp yang sudah terjadi hampir selama 4 bulan ini dan saya menjadi pihak yang terkadang ‘out of the line’ dan akhirnya harus berusaha berdamai dengan keadaan itu. Finally, saya bisa menjadi biasa. Harus.

Ketika saya didaulat untuk menyampaikan materi kesehatan di depan mama-mama desa Embungena minggu lalu, dan saya sempat pusing karena benar-benar tidak ahli berbicara di depan publik, tetapi akhirnya acara tersebut sukses. Alhamdulillah.

Ketika sebuah bingkisan dari tanah Bantul sampai di Ende, menambah daftar hal-hal yang harus saya bawa kemanapun saya pergi, merasa sangat bersyukur untuk jarah yang jauh ini. Alhamdulillah. Terimakasih, My Gabriel.

Ketika sebuah kue ulang tahun sederhana beserta lilin sederhana ditiup di basecamp hari itu, bersama tak lebih dari 10 orang. Hari itu, ulang tahun saya. Satu hari sebelumnya, bang Fe yang ulang tahun. Satu kue untuk dua orang. Hari itu...saya merasa bahagia. Terimakasih, Yue. (berharap ada ‘dia’).

Ketika turun dari bukit dan akhirnya hujan lebat, hingga basah kuyup, ditambah adegan memakai daun pisang di boncengan motor. Lucu. Aneh. Di Bantul, pasti orang tertawa semua melihat kami.

Ketika saya harus naik lagi, dan ternyata ban bocor. Dan saya harus berjalan sejauh 20 menit, mendaki, dengan bawaan yang super berat, dan lapar. Sampai di rumah masih harus mengajar, kerja laporan, dan sebagainya. Hari itu, mengingatkan saya pada hari dimana saya pulang dari Sragi = ingin pingsan, tapi alam bawah sadar saya mengeluarkan energi amazing = saya bertahan sampai pulang sekolah dan tidur 4 jam sampai sore. Dan itu masih kurang. Saya butuh dopping.

Pesta Jagung Muda di Sekolah


Ketika jagung di halaman sekolah sudah masak dan kami makan jagung rebus bersama-sama. Pedas, enak, yummy.

Ketika saya banyak tinggal di basecamp dengan Mbak Eka dan Mbak Ari dan saya mulai kursus memasak bersama mereka. Saya sudah tahu bagaimana memasak sayur, sementara dulu, di rumah, saya hanya berkutat dengan minyak goreng saja ^^.

Banyak sebenarnya hal sederhana yang kami alami. Banyak.
Terimakasih Alloh, untuk memberi saya banyak sekali hal yang menakjubkan. Banyak hal lainnya yang terjadi, yang kemudian saya tuliskan di ‘buku catatan’ saya. Saya meyakini satu hal, bahwa keputusan saya untuk datang ke sini tidaklah salah.

#17 Maret 2014, @Ratenusa Village
#Satu tahun untuk selamanya

No comments:

Post a Comment