Sunday, November 10, 2013

Ende, I’m in Love (Warna-warni Ende Part. 12)


Kali ini saya akan posting tentang yang merah jambu dan biru, hehehe. Biar refreshing sedikit lah. Galaunya dituntaskan dalam satu postingan saja, semoga kali lain tidak ada postingan tentang yang galau-galau begini, wkwkwk... Bagi yang tidak suka postingan galau, skip aja ke postingan selanjutnya. Beneran, postingan ini super geje sekali :p

Kota Ende itu kota kedua saya.
Kota Ende adalah kota kedua saya setelah Bantul.

Jauh di dalam hati, jauh dalam waktu-waktu yang lalu, tak pernah terbersit sekali pun saya akan bepergian ke Ende. Bahkan sampai 1 tahun. Tapi, begitulah, saya ditakdirkan untuk tinggal dan mengabdi di Ende selama 1 tahun. Selama 12 bulan. Selama 52 minggu. Selama 365 hari. Dan saya pun dipaksa untuk  meninggalkan dia yang saya titipkan setengah hati saya padanya. Dia yang saya tinggalkan di Bantul, sendirian. Dia, Mas Aziz.

Memang baru satu tahun masa kebersamaan saya dengan dia. Tapi, saya merasa telah mengenalnya jauh sebelum itu. Mungkin...itulah yang dinamakan jodoh. Ketika kita bertemu pertama kali, maka akan ada ‘sesuatu’ yang terjadi. Kuch kuch hota hai, kata Rahul (*nyuplik). Dan memang sesuatu terjadi ketika saya bertemu dengan dia.

Hubungan kami terbilang singkat dan berani. Ya, singkat, karena hanya dalam hitungan hari kami sudah dekat. Ya, berani, karena melihat status saya dan dia, yang berbeda dalam banyak hal, dia tentu tergolong berani untuk mendekati saya. Kami memang berbeda dalam banyak hal, kecuali dalam cinta (*nyuplik lagi, Gie). Saya siapa, dia siapa. Tapi saya tidak mempermasalahkan hal itu. Karena saya mengenalnya jauh lebih dari orang mengenalnya. Jadi, saya lah yang tahu, pantas dan mampukah dia berada di samping saya.

Sumber Gambar
Hubungan itu menjadi semacam hot news selama beberapa bulan. Ya...mendadak semua orang dalam yayasan, di pondok, di sekolah, dan keluarga besar, sudah tahu. Hanya satu hal yang perlu kami buktikan pada mereka, bahwa kami tidak main-main. Kami sudah sama-sama dewasa dalam cara kami masing-masing. Dan seiring berjalannya waktu, semuanya berjalan dengan sederhana namun pasti.

Banyak warna-warni yang kami lalui. Sama banyaknya dengan pertemuan yang kami lakukan. Berjalan begitu saja, tanpa memikirkan esok pagi akan bertemu atau tidak. Karena kami yakin, esok hari kami akan bertemu, dan menikmati banyak hal bersama. Hanya kami berdua, tanpa orang lain perlu tahu.

Tapi, tahu-tahu, takdir memiliki cara tersendiri untuk menguji apa yang telah kami niatkan sejak awal. Saya ditugaskan ke Ende. Ya. Perubahan drastis dari yang bertemu setiap hari, menjadi tidak bertemu selama 1 tahun tentu menjadi sesuatu yang teramat berat. Terutama bagi dia. Ada 12 purnama yang akan kami lewati sendiri-sendiri. Ah, sungguh saya kasihan dengan dia yang setiap hari diolok di sana *gomen, Masnya -_-. Ah, sungguh kasihan melihatnya luntang-luntung sendiri, galau geje, dan sebagainya. Ah...

Tapi, itulah manisnya cerita yang akan kita sampaikan pada anak cucu kita kelak. Bahwa selama 12 purnama kami menabung rindu hingga tak tertahankan. Bahwa selama 12 purnama kami menjalani kehidupan kami masing-masing, tetapi saling menautkan hati. Bahwa selama 12 purnama, kami tetap menjaga apa yang telah kami niatkan bersama. Bahwa selama 12 purnama, kami bisa bertahan. Dan menunggu. Menunggu purnama ke-12 akan datang. Menunggu pada akhirnya kita akan bertemu kembali.

Tidak mudah, karena terkadang kesibukan kami masing-masing menjadi penghalang. Ketika tidak ada sinyal untuk bertukar kabar. Ketika tidak ada pulsa untuk saling ber-SMS. Ketika tidak ada batere karena listrik padam. Ketika cemburu pun mengintai dari kejauhan. Ketika kesetiaan diuji. Ketika masa lalu dipertanyakan.

“Kita sandarkan apa yang kita niatkan ini Atas Berkat Rohmat Alloh, De’,” katanya.

Ya, Mas. 1 tahun untuk selamanya. Tak mengapa. Karena saya yakin, Alloh akan menjaga apa yang sudah kita niatkan ini.

Kau, jaga selalu hatimu saat jauh dariku tunggu aku kembali
Ku mencintaimu selalu menyayangimu sampai akhir menutup mata
(Seventeen, Jaga Selalu Hatimu)

*1 tahun untuk selamanya, Puncak Nakawara di hari yang mendung, 1 November 2013, sweetest november.

No comments:

Post a Comment