Hujan datang
setiap hari. Desember benar-benar menjadi hari yang basah. Bahkan ketika saya
turun tempo hari, setiap hari basah. Beruntung, pada hari dimana saya harus
naik, mendadak langit cerah. Dan saya pun bisa naik hari itu.
Alhamdulillah...Alloh benar-benar memberikan waktu yang tepat ^^
Daun Pisang untuk Menutup Baju Bersih |
Satu
keunikan lainnya dari bukit ini adalah adanya kali dadakan di dekat sekolah.
Kali itu hanya mengalir saat hujan deras. Jadi, sudah beberapa hari ini air di
situ mengalir. Penduduk pun memanfaatkannya untuk cuci dan mandi.
Hari ini
saya berkesempatan untuk jalan-jalan mengunjungi si kali bersama Fario. Baru
sekitar 50 meter dari rumah, hujan turun. Bersama tiga orang anak, salah
satunya Fario, dengan Hedwin dan entah lupa siapa yang satunya. Mereka berbondong-bondong
mencarikan daun pisang biar saya tidak kehujanan. Jadi payung begitu. Dan
karena tidak ada yang bawa parang, mereka menggunakan jepit rambut salah satu
anak. Saya yang memotongnya. Dan tadadadaaaaaa payung alami pun berhasil
dipotong.
Mereka dengan
polos menyerahkan daun pisang itu dan memilih untuk kehujanan—memberikannya
pada saya. So switt...
Kami pun
melanjutkan perjalanan. Sampai di kali, mereka lantas cuci dan mandi. Air
terlihat keruh, sama sekali tidak jernih. Pengaruh tanah ikut terbawa sehingga
warnanya keruh. Mereka dengan polos menanyai saya kenapa tidak mandi. Saya
jawab, saya mandi di kakus. Tidak biasa saja untuk mandi di kali terbuka
begitu, hehe...
Eh, ternyata
sampai di sana, si sinyal mampir. Jadilah selama 20 menit mereka beraktivitas,
saya pun asyik ber-SMS, membalas beberapa SMS yang baru masuk. Selepas mereka
selesai kami pulang. Saya agak takut nanti Bapak dan Mama marah karena saya
hujan-hujanan, hehe...
Begitulah
hari itu...Saya memahami kesederhanaan mereka. Mandi dan cuci di kali... ^^
Hari yang
menyenangkan, bukan? Rencananya saya mau goreng ubi talas habis ini. Nikmat
sekali...hujan-hujan sambil ngemil yang panas-panas ^^
#Satu Tahun
untuk Selamanya
No comments:
Post a Comment