Wednesday, January 22, 2014

Longmarch Nangaba-Ende (Warna-warni Ende Part. 31)


Menurut saya, liburan itu tidak harus dihabiskan dengan pergi ke suatu tempat yang jauh, ramai-ramai, dan menikmati pemandangan di sana, sambil foto-foto. Menurut saya, urgensi liburan sendiri adalah kegiatan yang dilakukan untuk merefresh diri dari rutinitas. Jadi, semua yang memang sifatnya bisa merefresh artinya adalah liburan.

Pantai di Nangaba

Cukup sederhana.
Dulu, sewaktu saya masih di Bantul, liburan biasanya saya lakukan dengan cara yang sederhana dengan low budget, yaitu nonton film di kamar seharian sambil sedia goodday coollin dan satu karung ransum snack ringan macam chitato, oishi, beng-beng, dsb. Nyaman, enak, dan refresh banget. Kali lain, saya akan naik si merah dan mendaki bukit Pajangan sendiri sambil kebut-kebutan melihat hijaunya pepohonan. Kali lain, saya ajak Mbak dan Mas pergi ke Paseban, duduk-duduk ngobrol sambil makan cilok, batagor, telo goreng, dan sebagainya. Kali lain, saya akan menyusuri jalan Daendles Kulon Progo dan menuju Bugel, pantai favorit saya. Low budget tapi tetap benar-benar bisa merefresh dari berbagai rutinitas harian yang menjemukan.

Bagi saya, di Ende itu saja sudah merupakan sebuah liburaaaaaaan panjaaaaang dari rutinitas saya di Bantul. Karena, sekembalinya saya ke Bantul, pasti akan dihadapkan pada akvitas yang sama, misalnya mengajar SD, PAUD, nglembur naskah, ngeles, dan sebagainya. Jadi, pergi ke Ende adalah sebuah liburan yang panjaaaaannng.

Makanya, ketika liburan semester 1 datang, saya malah bingung mau ngapain. Akhirnya, saya menghabiskan minggu pertama saya di Bukit, ikut bantu-bantu Mama mempersiapkan Natal. Sehari setelah natal saya turun dan mendapat ide gila, jalan dari Nangaba ke kota sembari menyusuri pantai. Dan saya melakukannya hanya berdua saja dengan Kak Eka.

Pantai di Dekat Mbrai


Kami start dari Peumbara, sebuah desa di Timur Nangaba. Kami mengambil beberapa foto dan akhirnya istirahat sebentar di pantai. Duduk di antara bebatuan pantai yang curam tapi memiliki seni tersendiri, merupakan sebuah pengalaman yang oke juga. Mirip dengan Bugel minus bebatuannya, bedanya lagi sejauh mata memandang, ada hamparan laut Sawu dan Pulau Ende. Sebelah barat kami bisa melihat Nanga Panda dan Nagekeo sementara sebelah timur, terbentang kota Ende dengan gunung Meja. Indah.

Selesai istirahat, kami foto-foto sebentar dan melanjutkan perjalanan menyusuri pantai yang sunyi. Setelah 1 jam berjalan kami capek dan memutuskan naik bemo.

Jadi, liburan memang tidak harus pergi jauh, cukup duduk di pinggir pantai, menikmati udara yang ‘berbeda’, maka itupun sudah merupakan salah satu cara untuk merefresh diri. Well, kemana selanjutnya tujuan liburan kami? Entahlah...kita tunggu saja ^^

#satu tahun untuk selamanya, 26 Desember 2013

No comments:

Post a Comment