Sunday, October 27, 2013

Sakit Pertama di Tanah Orang (Warna-warni Ende Part.6)


Lingkungan yang baru itu selalu membutuhkan penyesuaian. Penyesuaian adat istiadat, penyesuaian bahasa, dan terutama penyesuaian tubuh pada iklim yang berbeda.

Selama 24 tahun saya hidup, tak pernah sekalipun saya jauh dari orang tua. Paling lama mungkin 1 minggu. Selebihnya, saya di rumah saja. Jadi, bagaimana sistem tubuh saya bekerja di lingkungan yang asing itu, belum pernah saya alami sebelumnya. Meski demikian, saya merasa bahwa tubuh saya ini tidak rewel. Artinya, lebih mudah menyesuaikan diri (setidaknya kalau dibandingin dengan kakak saya, wkwkkwk :p).

Saya melakukan banyak penyesuaian dalam hari-hari pertama saya di Ende.
Pokoknya banyak hal.

Mulai dari makan, mandi, minum, listrik, jam tidur, cuci baju, memasak, bersih-bersih, dsb.

Dan puncaknya, saya sakit.

Ya, dua minggu setelah saya tiba di sini, saya sakit. Dan saya yakini itu adalah salah satu bentuk reaksi dari tubuh saya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca dan makanan.

Singkatnya, saya diberi obat malaria dari kampus. Obat itu bereaksi dengan membabi buta pada tubuh saya. Karena saya magh, obat itu berefek negatif. Tiba-tiba saja perut saya sakit. Rupanya, hal itu juga dipicu oleh cabe khas Ende yang kuecil tapi pedasnya nuendang. Rasanya pun tak seperti yang cabe-cabe di Jawa. Lidah saya getas kalau makan. Tenggorokan saya langsung panas kalau makan. Ditambah lagi, garam yang masuk ke makanan itu super buanyak. Akhirnya, perut saya protes. Magh saya kambuh. Tak Cuma magh yang biasanya, tapi sampai ke ulu hati juga.

Dua hari saya tahan sakit saya itu. Obat magh tidak ada. Saya lupa tidak bawa obat magh dari Jawa.

Dan akhirnya tidak berhasil menahannya.

Saya turun kota pada hari ketiga. Periksa ke dokter. Cek darah di puskesmas. Dan saya hanya diberi obat magh, paracetamol, vitamin, dan obat penghilang  perut kembung. Ah, obat itu sih saya bisa beli di apotek. Saya mesti bayar 100ribu (di Jawa, tidak ada periksa dokter+dikasih obat sampai 100ribu, -_-“).

Saya istirahat di kontrakan selama 2 hari.

Setelah itu saya naik. 2 hari kemudian saya sembuh.

Sejak hari itu, saya tidak sakit magh lagi sampai sekarang.

Saya akui, itu adalah salah satu bentuk reaksi yang wajar dari tubuh saya dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Dari yang semuanya serba dicuci pakai air, higienis, dan bersih, menjadi keadaan yang seadanya, sungguh penyesuaian yang tidak mudah. Tapi lama kelamaan saya biasa saja kok.
Ketika saya amati teman-teman saya, memang beberapa ada yang sudah cek dokter juga, ada yang sakit, ada yang gatal-gatal, ada yang demam, dsb. Wajar.

Harapannya sih, setelah ini saya tidak sakit lagi. Amin. Semoga.

No comments:

Post a Comment