Saturday, February 18, 2012

Eksis di Internet: Aktualisasikan Dirimu dengan Internet



Axis Bikin Tambah Eksis

Sebuah ledakan perkembangan teknologi terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Boooomm!!!!
Guys, mungkin beberapa tahun yang lalu, memiliki telpon rumah adalah hal yang ‘wah’ bagi seseorang. Tapi seiring berjalannya waktu, hal itu menjadi lumrah, karena ponsel menggeser ke-wah-an telpon rumah. Beberapa tahun belakangan ini, wabah internet pun terjadi. Istilah-istilah surfing, bisnis online, friendster, facebook, blog, google, dsb. mulai muncul dan menjadi hal yang wajar.
Yup, teknologi internet menjadi semacam ledakan terdahsyat bagi perkembangan teknologi. Teknologi yang berkembang pesat pada tahun 90-an akhir ini, telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat, terutama kelas menengah ke atas. Dari segi usia, baik anak TK hingga lansia pun, menyukai internet dan menggunakannya. Tak terbatas untuk browsing informasi, tapi internet merambah untuk keperluan bisnis, politik, hobi, bahkan hanya untuk sekadar mencapai aktualisasi diri, atau dalam istilah kerennya adalah supaya eksis. Keeksisan itu bisa dilihat dari betapa banyaknya blog pribadi, situs jejaring social, komunitas-komunitas tertentu, dsb yang ada di internet.
Teknologi internet memang memiliki manfaat yang banyak, tapi seperti semua hal yang ada di dunia ini, selalu ada sisi negatif untuk internet itu sendiri. Bila dilihat dari kacamata positif dan digunakan dengan bijak internet memiliki banyak manfaat. Misalnya, internet bisa mempermudah komunikasi di seluruh penjuru dunia, berkirim surat lewat e-mail dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, memberikan keuntungan bisnis, mendekatkan yang jauh, dsb. Nilai plusnya lagi, semuanya dilakukan dengan cara yang cepat dan murah.
Namun, hal-hal negatif yang ditimbulkan internet pun tak sedikit. Beberapa diantaranya adalah begitu banyaknya kasus penipuan (bisnis bohongan), cybercrime (kejahatan di internet yang sulit untuk dijerat hukum, misalnya hacking), pornografi (bahaya untuk anak-anak yang belum cukup umur), dan bahkan menjadi candu (coba tengok fenomena facebook atau twitter dimana setiap harinya situs ini diakses oleh jutaan orang, meski yang dilakukan hanya membuka wall, update status, berkomentar, dsb). Bila ditelisik lebih jauh, hal-hal negatif itupun terkadang merupakan sarana untuk mencapai aktualisasi diri, dimana pelaku ingin menunjukkan ‘ini lho aku’, meskipun cara yang dilakukan kurang tepat.
Well, setiap hal memang memiliki nilai positif dan negatif. Itu semua kembali ke pribadi masing-masing, mau memanfaatkannya secara maksimal untuk hal-hal yang baik, ataukah hanya sekadar melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Semuanya ada konsekuensinya masing-masing. Tapi pendapat saya secara pribadi, sih, memanfaatkan internet untuk hal yang baik, tentu jauh lebih ‘dahsyat’ dibandingkan untuk melakukan kejahatan atau hal-hal yang merugikan orang lain. Dan tentu saja, mengaktualisasikan diri di internet (baca: eksis di internet) pun tidak harus dilakukan dengan cara negatif, namun banyak ‘jalan’ positif yang bisa digunakan.

Kendala Internet: Tantangan untuk Provider

Salah satu kelemahan komunikasi dengan internet adalah bahwa jangkauan internet hanyalah sebatas adakah sinyal atau tidak. Mungkin internet sudah menjangkau seluruh pelosok di Indonesia, namun ternyata jangkauannya hanya terbatas di kota-kota besar saja. Maksud saya adalah jangkauan sinyal di kota Yogya dan Semarang, tentu akan berbeda dengan daerah lain yang notabene disebut daerah ‘pelosok’. Sebut saja daerah di ‘pedalaman’ Kulon Progo atau Gunung Kidul (Yogyakarta).
Bagi teman-teman saya, kedua daerah tersebut selalu mendapat kesan sebagai daerah yang ‘agak primitif’ (bila dibandingkan dengan Bantul atau Sleman). Jadi kalau menyebut Gunung Kidul itu kesannya ya, pelosok, ‘ndeso’, jauh dari peradaban, dan adanya cuma gunung-gunung saja. Begitupun dengan Kulon Progo, ataupun daerah-daerah lainnya di belantara Pulau Jawa yang terkesan ‘ndeso’. Istilah itu kurang tepat sebenarnya, karena dilihat dari keterjangkauannya (sarana transportasi), daerah-daerah tersebut dapat dijangkau dengan mudah, hanya saja untuk hal-hal yang menyangkut jangkauan sinyal, agaknya daerah-daerah itu perlu mendapat perhatian khusus.
Well, saya sih masih agak lumayan untuk bisa ber-internet ria setiap harinya, karena saya berada di daerah kota pinggiran (meski sinyal tetap naik-turun). Tapi untuk teman-teman saya yang tinggal di daerah-daerah itu, mereka harus menggunakan operator (provider) yang terbaik untuk bisa ‘mendapatkan’ sinyal di daerah mereka. Jika tidak ada sinyal, itu artinya lost contact. Lebih jauh lagi, itu berarti bisa tertinggal dari peradaban. Istilahnya adalah tidak bisa eksis lagi. Padahal era sekarang adalah era teknologi dimana semua hal bisa diakses secara mudah hanya dengan internet.
Hal ini menjadi PR untuk seluruh penyedia jaringan internet (provider), bagaimana caranya supaya bisa memuaskan pelanggannya. Coba saja, bagaimana bisa tetap eksis jika jaringannya pun naik-turun dan putus-nyambung terus, kan? Jadi, kualitas yang terbaik harus diberikan untuk kepuasan pelanggan. Istilah dalam pelajaran biologi adalah ada simbiosis mutualisme yang terjadi, yaitu sama-sama diuntungkan, baik untuk provider maupun untuk pelanggan. Dengan begitu, ketika PR itu nantinya bisa terealisasikan, semua pengguna internet benar-benar bisa eksis dan mengaktualisasikan dirinya dengan internet, tentu saja dengan cara yang baik. Semoga. (arifatih)


Ini nih Provider yang Bikin Eksis, GSM yang Baik

2 comments:

  1. Sering tu di jejaring sosial yang menunjukan "ini lho aku", sampai bisa bertengkar, karna caranya kurang tepat.

    moga menang ya :D

    ReplyDelete
  2. Mantap Tulisannnya...sukses buat semuanya!
    Salam Kenal dari One sm

    http://iwansmtri.blogspot.com/2012/01/eksis-dengan-internet-untuk.html

    ReplyDelete