Wednesday, September 9, 2020

Cerita Cinta Jaman SMA

Dengerin dan nonton film Moment of Eighten, entah mengapa bikin saya flashback seflashbacknya. Semuaaaaa tiba-tiba seperti di depan mata.

Mungkin karena rasanya sangat mirip banget ya, tentu saja dengan jalan cerita yang beda. Hanya saja, kisah cinta pertama yang tidak berjalan mulus memang khasnya high school.

Halo, Ardian, apa kabar?

Hahahaha

 

Aku pengen cerita.

Dulu banget, orang ini aku sebut Ardian--jelas bukan nama aslinya ya. Some people knows dialah karena aku bener-bener crush on him pada usia high school, saat OSPEK. Bayangkan, baru ospek udah nyantol satu cowok aneh tapi lucu banget. Dan, dia ternyata pinter dan jago gitar. Paket komplit banget kayak di film-film.

Jadi, aku pun tidak bisa menahan diri untuk tidak bisa tidak suka dia. Karena bagiku dia seperfect ituuuu.

Akhirnya, time flies. Aku jadi tahu bahwa dia ternyata punya inceran yang ada di beda kelas. Cuantiiikkkkk banget. Lucunya, si cantik ini naksir temen deketku yang pacaran sama temen deketku. Iya, mereka berdua pacaran dan temenan deket sama aku. Dan sejak itu, aku hanya bisa menghalu lebih banyak, hahaha. Clearly, most of puisi dan cerpen yang ditulis pada jaman itu adalah hasil menghalu tentangnya.

Lalu, tahun kedua, aku masih suka sama dia. Kalau tiap hari ketemu, emang susah untuk tidak suka. Secara kita sekelas dong ya. Dan dia ikut kelas karate bareng aku, dan aku bisa mengagumi pesonanya sambil latihan karate. Norak biar. Hahaha

Lalu, kami masuk tahun ketiga dan aku masih suka sama dia. Awet emang. Tapi...ada big thing happens. Tiba-tiba saja dia pacaran sama si cantik itu. Mereka jadian, berangkat bareng, ke kantin bareng, ngerayain ultah bareng, dll. Terpotek hati ini, gaes. Beneran...rasanya mendadak dunia mellow. Tahu tidak soundtrack hits pada jaman itu, judulnya Kejujuran Hati oleh Kerispatih. Nangis bawang bener aku denger lagu ini hahaha. Halu emang.

Kemudian, aku lulus. Maunya sih ngomong, tapi tak ada keberanian. Ya siapa sih aku dibandingin si cantik. Mereka serasi banget lho, sama-sama tinggi, sama-sama ganteng-cantik, pinter juga, keluarganya sepadan lah. Nah aku? Ya gimanaaaa ya jelasinnya. Jaman SMA kan aku dekil, item, naik sepeda, no make up, missqueen, ya gitulah. Udah ga percaya diri sama sekali.

Lalu, kami terpisah jarak, ruang, dan waktu.

Apakah endingnya sama dengan Moment of Eighteen?

Jelas tidak!

Tapi, mendengar dan menonton film itu bikin saya mengingat moment itu. Seandainya bla bla bla...Halu dimulai, hahaha.

Terakhir mendengar, kabarnya dia ada di provinsi sebelah. Masih layak dikagumi, tapi sudah nikah dengan orang lain yang jauuuuuhhh lebih segalanya dibandingkan aku. 

Makasih banyak, ya Ardian, sudah membuat masa high school ku warna-warni banget. Meski ga sebahagia ending film, paling nggak, kamu sudah jadi inspirasi untuk banyak cerpen dan puisiku pada jaman itu dan bahkan sampai saat ini. This powerfull feeling meant so much for me.



Udah ya, halu malam ini gara-gara mendengar lagu Christopher 'Moments' dan Ong Seong Wu 'Our Story'. Kedua lagu ini bikin saya mellow. Padahal jarang banget lho aku bisa suka banget sama  lagu KOREA. Terakhir suka sama lagu-lagu soundtrack 'City Hunter'.

Balik kerja lagi.

Bhay.

No comments:

Post a Comment