Menjelajah,
menikmati sedikit hawa natural di tanah rantau.
Pesona,
keindahan tak terjamah tangan-tangan kotor.
Indah. Satu
kata yang hanya bisa menggambarkan semua ini.
Pantai Koka |
Koka adalah
salah satu destinasi wisata yang ada dalam list tempat-tempat yang ingin saya
kunjungi selama di tanah Flores. Sebuah pantai yang terletak di kabupaten Sikka
(Maumere) ini adalah salah satu pantai pasir putih yang berada di pesisir
selatan pulau Flores.
Mengapa pantai
ini begitu ingin saya kunjungi? Karena sebenarnya tidak banyak destinasi wisata
di Tanah Flores, meski sebenarnya buanyak juga, hanya keterbatasan saya saja
sehingga tidak tahu. Bahkan, deretan pantai di sepanjang pantai selatan tanah
Flores itu bisa dijadikan destinasi wisata sebenarnya, hanya saja pantai-pantai
tersebut tidak berlabel dan hanya dibiarkan begitu saja. Nah, salah satu pantai
berlabel yang sudah dikunjungi oleh teman-teman kami beberapa bulan silam
adalah Pantai Koka.
Pantai Koka
bila dilihat di peta tentu saja tidak terlalu jauh dari Kota Ende. Tapi, bila
melakukan perjalanan darat (yang memang hanya ada satu jalan utama saja, jalan
lintas kabupaten), Pantai Koka bisa ditempuh dalam jarak 90-100 km, dengan
waktu tempuh 3-4 jam. Tenang saja, jalannya sudah mulus dan sepi sehingga bisa
ngebut. Tapi, harus tetap awas, karena jalan di Ende yang mayoritasnya mlipir bukit cukup berbahaya karena
banyak tikungan curam, naik turun bukit, dsb.
Rencana ke
Pantai Koka datang secara mendadak. Awalnya, H-1, rencana saya dan teman-teman
adalah mengunjungi Danau Kelimutu. Kami start dari Kota Ende pukul 7.30 WITA.
Jalan masih sepi. Kami melaju menembus dinginnya perbukitan Ende. Hawa terasa
dingin meskipun cuaca panas. Kami berhenti di Pasar Detusoko untuk membeli
snack dan istirahat sebentar. Dan di situlah kami mengubah haluan ke Pantai
Koka. Segera kami berangkat. Berhenti sejenak untuk sarapan di Pasar Wolowaru
dan kami lanjut ke arah Maumere.
Biru, Hijau,dan Putih |
Tak terasa
kami sampai di tujuan. Pukul 12 lebih sedikit. Penat dan lelah selama di
perjalanan hilang sekejap melihat pemandangan yang ada di depan kami. Biru laut
dan biru langit yang dipadukan dengan putihnya pasir pantai dengan sedikit
semburat mega benar-benar keindahan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Sebuah bukit di sebelah selatan pantai tampak kontras sekali dengan warna biru
dan putih yang mendominasi alam di sana. Dan seperti biasanya, aktifitas seru
pun dilakukan: foto-foto narsis.
Matahari
sedang menyengat-menyengatnya sehingga kulit kami dalam seketika menjadi
gosong. Karena tidak ada yang suka berenang, kami pun tidak ada yang
basah-basahan, hanya sibuk potret sana potret sini. Sesekali kami makan snack
dan minum.
Jam sudah
menunjukkan pukul 3 sore ketika kami bersiap untuk segera pulang. Badan sudah
capek. Ditambah, perjalanan yang juga panjang. Kami mampir ke seorang teman
kami di daerah Watuneso. Kami singgah untuk sholat dan makan. Setelah itu, kami
pulang.
Cerita hari
itu ditutup dengan ban bocor di dekat Moni (Kelimutu), mampir di salah seorang
teman di Moni, dan perjalanan pulang yang sangat dingin dan melelahkan. Tapi,
cukup menyenangkan juga. Kami sampai di Kota pukul 21.00 WITA.
Well, tanah
Flores itu memiliki keindahan alam yang masih natural, sangat berbeda dengan
keadaan di Jawa. So, saya rasa, ketika pemerintah sedikit saja memberikan
perhatian pada aspek pariwisata di sini, pastilah akan sangat maju sekolah.
Semoga, suatu hari nanti.
Maret 2014
No comments:
Post a Comment