Lama sekali
tidak mengisi. Setengahnya bingung dan terkesan kegiatannya monoton sehingga
tidak ada yang bisa diceritakan. Well, saya memang tidak bisa peka dengan
keadaan sekitar, sehingga tidak bisa aktif menulis seperti para tetangga
sebelah (baca: *M). Saya memang BELUM bisa menuliskan sesuatu yang simpel
seperti tentang sepatu, tas plastik, jagung muda, dan sebagainya yang terjadi
di sekitar saya dan membuat sesuatu yang sangat inspiratif bagi orang lain.
Bagi saya, itu hanya masalah ide dan kemauan. Dan dua-duanya masing jauh dari
saya, hehehe...
Tapi, tentu
saja, ada satu jurus yang pastinya akan selalu berhasil di setiap situasai:
paksaan.
Well, suatu
hari, tidak lama lagi, pasti masa itu tiba, ketika saya HARUS menulis sesuatu
yang inspiratif ^^
So, akhirnya
saya belum menulis lagi, meski banyak hal amazing juga yang saya alami dalam
beberapa waktu ini. Misalnya:
Ketika ada
masalah internal di basecamp yang sudah terjadi hampir selama 4 bulan ini dan
saya menjadi pihak yang terkadang ‘out of the line’ dan akhirnya harus berusaha
berdamai dengan keadaan itu. Finally, saya bisa menjadi biasa. Harus.
Ketika saya
didaulat untuk menyampaikan materi kesehatan di depan mama-mama desa Embungena
minggu lalu, dan saya sempat pusing karena benar-benar tidak ahli berbicara di
depan publik, tetapi akhirnya acara tersebut sukses. Alhamdulillah.
Ketika
sebuah bingkisan dari tanah Bantul sampai di Ende, menambah daftar hal-hal yang
harus saya bawa kemanapun saya pergi, merasa sangat bersyukur untuk jarah yang
jauh ini. Alhamdulillah. Terimakasih, My Gabriel.
Ketika
sebuah kue ulang tahun sederhana beserta lilin sederhana ditiup di basecamp
hari itu, bersama tak lebih dari 10 orang. Hari itu, ulang tahun saya. Satu hari
sebelumnya, bang Fe yang ulang tahun. Satu kue untuk dua orang. Hari itu...saya
merasa bahagia. Terimakasih, Yue. (berharap ada ‘dia’).
Ketika turun
dari bukit dan akhirnya hujan lebat, hingga basah kuyup, ditambah adegan
memakai daun pisang di boncengan motor. Lucu. Aneh. Di Bantul, pasti orang tertawa
semua melihat kami.
Ketika saya
harus naik lagi, dan ternyata ban bocor. Dan saya harus berjalan sejauh 20
menit, mendaki, dengan bawaan yang super berat, dan lapar. Sampai di rumah
masih harus mengajar, kerja laporan, dan sebagainya. Hari itu, mengingatkan
saya pada hari dimana saya pulang dari Sragi = ingin pingsan, tapi alam bawah
sadar saya mengeluarkan energi amazing = saya bertahan sampai pulang sekolah
dan tidur 4 jam sampai sore. Dan itu masih kurang. Saya butuh dopping.
Pesta Jagung Muda di Sekolah |
Ketika
jagung di halaman sekolah sudah masak dan kami makan jagung rebus bersama-sama.
Pedas, enak, yummy.
Ketika saya
banyak tinggal di basecamp dengan Mbak Eka dan Mbak Ari dan saya mulai kursus
memasak bersama mereka. Saya sudah tahu bagaimana memasak sayur, sementara
dulu, di rumah, saya hanya berkutat dengan minyak goreng saja ^^.
Banyak
sebenarnya hal sederhana yang kami alami. Banyak.
Terimakasih
Alloh, untuk memberi saya banyak sekali hal yang menakjubkan. Banyak hal
lainnya yang terjadi, yang kemudian saya tuliskan di ‘buku catatan’ saya. Saya
meyakini satu hal, bahwa keputusan saya untuk datang ke sini tidaklah salah.
#17 Maret
2014, @Ratenusa Village
#Satu tahun untuk selamanya
No comments:
Post a Comment