Beberapa waktu
lalu, saya ber-SMS ria dengan seorang sahabat karib saya saat kuliah, Nisayu.
Kami banyak menghabiskan waktu saat kuliah. Kesamaan hobi, minat, dan beberapa
hal lain membuat kami cocok. Meski ada yang berbeda, rasa membutuhkan membuat
kami dekat (kok, saya menceritakannya seolah kami itu sepasang kekasih,
hyahahaha...).
Kami banyak
bercerita tentang banyak hal dulu. Beberapa hal amazing kami alami bersama.
Sebut saja, makan soto, tugas kuliah, pijamas
party, Vredenburg, Harry Potter, duet buku, Tere-Liye, bergalon-galon air
mata, pantai, bakso kepala sapi, cublak-cublak
suweng, berjuta kebahagiaan, kue ulang tahun, berbagai pemaknaan hidup, dan
banyak hal lainnya yang amazing
banget. Terutama, tentu tentang kisah cinta kami masing-masing. Dan selalu, H***d
menjadi satu nama yang tidak pernah
absen.
Dulu saya
sempat iri dengan mereka.
“Kenapa, ya,
Nisa itu bisa sampai begini dengan H***d, kenapa saya nggak bisa nemu yang
kayak gitu juga, mengalami yang kayak gitu juga?”
Bahkan tak
jarang saya cemburu.
“Nisa lagi
ke Solo, kapan ada waktu buat aku?”
Hehehe...pemikiran
agak labil :p *gomen say.
Bahkan
ketika pada akhirnya kami lulus pun, kami masih bertukar kabar. Kadang karena
keterbatasan waktu, kami hanya saling SMS atau chatting. Terakhir kali kami
bertemu adalah satu tahun yang lalu, pasca lebaran, beberapa minggu sebelum
keputusan final untuk berangkat ke Ende. Waktu itu, saya sempat bilang padanya,
“Kemungkinan besar aku nggak ikut, Say,” kataku. Tapi, keputusan itu saya
ralat.
Dan ketika
pada akhirnya saya sudah tiba di sini pun, kami masih sering berhubungan. Bila
sinyal lancar pun, kemungkinan besar tentu kami bisa tukar kabar setiap hari,
lalu telfon, menghabiskan waktu tak terasa. Ya, rasanya mengobrol dengan Nisayu
itu tidak ada habisnya *yang ini nglebay :P
Tapi, kisah
cinta kami menjadi agak sama sekarang. Kami sama-sama mengalami LDR.
Saya-Bantul, sedangkan ia-Jakarta. Saya hanya terpaut jarak 1 tahun, sedangkan
ia, entah masih hitungan berapa tahun tidak diketahui secara pasti.
Well,
melalui postingan sederhana ini, saya ingin mengucapkan hal sederhana, bahwa
terimakasih banyak, Say. Terimakasih banyak untuk mendengarkan ocehan saya
selama ini. Terimakasih banyak sudah saya repotkan dengan keluhan-keluhan saya,
badmood setiap hari, dan rajukan-rajukan saya. Terimakasih untuk menemani saya
menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke Gale waktu lagi patah hati, membuka
pintu kos saat saya menangis karena ditinggal cowok, membiarkan saya tidur di
kos karena saya bosan di rumah, dsb. Terimakasih banyak. Entah sejak kapan kita
menjadi sedekat ini, tetapi saya benar-benar bersyukur, menemukanmu untuk
menjalani hari-hari di kampus.
Semoga, tali
yang sudah tersambung ini tidak akan pernah putus hingga kelak entah kapan.
Love you.
No comments:
Post a Comment