Kota Ende
hari ini abu-abu. Iya, langit tidak biru seperti beberapa hari lalu, tapi
mendung dan tampak abu-abu. Abu-abu itu menghalangi gerhana matahari cincin
yang mestinya bisa kami nikmati di sore ini.
Dan kini,
aku hanya bisa menatap Laut Sawu dari basecamp ini, ditemani denting gitar dari
gitaris kami, Rinda. FYI, Rinda adalah salah satu cowok—dan satu-satunya cowok
yang expert banget dalam hal pergitaran. Dia pernah mengiringi kami saat paduan
suara ‘Laskah Pelangi’ di malam perpisahan AAU. Dia lebih suka akustikan daripada gitaran yang
lainnya. Dan favoritnya, adalah ‘One Last Breath’ dan Soundtracknya Twilight
pertama itu—entah judulnya apa (saya pernah suka sekali dengan lagu ini 2-3
tahun lalu).
Sunset Ende |
Well, sore
ini tidak terlalu menarik. Tak lebih dari 5 orang di basecamp. Saya masih
menikmati senja Sawu. Sunset tidak bisa dilihat di sini, karena—seperti yang
saya tuliskan di awal tulisan ini—hanya ada abu-abu saja di langit.
Adzan
maghrib sudah berkumandang. Adzan yang 10 hari terakhir tidak terdengar dari
Puncak Ratenusa. Suara yang ku rindukan.
Heeemmmhh...
Aku rindu
dengan sunset di Bugel ataupun Patehan.
Terlebih,
aku rindu dengan dia...
#Suatu hari
di Kota Ende, counting down the days.
29 April 2014
No comments:
Post a Comment