Sumber Gambar |
Dan
cinta telah mengaburkan banyak hal dalam pandanganku.
Seolah
tak akan ada yang lebih berarti dibandingkan cinta dia.
Dan aku
salah…
Ah,
Tuhan…
Betapa
hatiku akhirnya terbuka dan menyesal lagi.
Betapa
seketika Engkau menyadarkanku, bahwa Engkau lah yang Maha. Engkau pemilik
segalanya, termasuk diriku dan dia. Dan tak ada kuasa bagi kami untuk melakukan
apapun tanpa kehendakMu.
Ah
Tuhan…
Terlambatkah
diriku untuk menangis? Terlambatkah diriku untuk menyesali semuanya?
Terkadang
bayangannya masih menyakiti dan menyesekkanku hingga ulu hatiku. Tapi ku coba
untuk menepisnya, karena dunia masih tersenyum tanpa aku merasakan perasaan
itu. Karena hidupku dan hidupnya akan berlanjut seperti roda yang berputar
anggun. Karena kehidupan berjalan apa adanya ketika aku bahagia, sedih, kecewa,
dsb. Karena aku harus menunaikan kewajiban sebagai hambaMu.
Ah
Tuhan…
Aku tak akan
menunggunya, sungguh. Karena ketika Kau berkehendak, maka apapun dapat terjadi.
Karena ketika aku berdoa, doaku pasti akan dikabulkan. Hanya saja…entah aku tak
tahu dengan cara bagaimana doa itu akan terkabul. Dunia masih memberikan warna
yang lebih indah dibandingkan dengan harapan semu untuk cinta yang tiada akhir.
Ya, bagiku
sekarang tak ada cinta yang sempurna, Tuhan.
Aku menyerahkan
segala urusan ini hanya padaMu. Engkau yang Maha Kuasa dan Maha
Membolak-balikkan hati. Dan hanya padaMu aku berserah.
_4 Juli 2012_
***
Kisah
kita tak pernah akan seperti novel atau FTV, Mas.
Setiap membaca
novel atau menonton FTV, ending yang terjadi dalam setiap kisah adalah bahagia.
Jarang ada sedih. Bahkan tidak ada yang sedih. Semuanya berakhir bahagia.
Meski, selalu ada ‘korban’ dari kebahagiaan itu. Tokoh jahat. Tokoh antagonis. Figuran tidak penting.
Kadang aku merasa
kisah kita seperti di dalam novel. Dan kita berada dalam bagian tersedih.
Dimana kita dihadapkan pada suatu pilihan, kenyataan yang menyakitkan, tapi
karena kita saling mencintai, maka cinta kita akan menang. Dan ada orang lain
terluka, tapi kita menang.
Tapi, kisah kita
sekarang tidak seperti itu, Mas.
Atau kalaupun
memang kisah kita seperti itu, berarti aku adalah ‘korban’ itu. Kau bahagia dan
aku kalah. Aku kalah oleh kekuatan cinta kalian.
Tapi, cerita kita
bukanlah novel atau FTV, Mas.
Tak ada sutradara,
tak ada kru, tak ada romantisme, tak ada keajaiban tiba-tiba. Yang ada adalah
kenyataan yang begitu menusuk hatiku.
Rasanya, sulit
untuk menerima dengan ikhlas semua yang telah terjadi. Rasanya membahagiakan
menjalani cerita kita bersama. Ataukah sebenarnya aku yang merasa bahagia,
sedangkan kau tidak? Itu artinya aku menipu diri sendiri?
Aku berusaha
menciptakan keajaiban sendiri dari cerita kita. Aku berdoa tiap malam dan pada
akhirnya kau akan menyadari bahwa aku cinta sejatimu dan kita menikah. Happily
ever after.
Tapi sayangnya,
itu hanya dalam bayangan kepalaku saja. Kisah membahagiakan itu akan menjadi
ide cerita hebat untuk novel, tapi tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan
nyata. Kenyataan yang terjadi adalan aku akan hidup sendiri sementara kau akan
bahagia di sana—dengan orang lain.
Aku tak ikhlas,
Mas.
Belum setidaknya.
Entah sampai kapan
aku akan ikhlas.
Mas, aku masih
menginginkanmu untuk menjadi suamiku.
Bolehkah aku memintanya?
_29 Juni 2012_
***
Ku niatkan hatiku untuk menyentuh dirimu
lewat maya
Tapi rasa pedih dan luka karena kekosongan
ini membiusku
Hingga aku melayang—lagi
Dan aku pun jatuh ke bayangmu—lagi
Tak kuasa hatiku mengeluh lagi
Karena apa yang ku rasa adalah apa yang ku
tahu
Kau tak tahu, entah kau tak menahu
Ku tangkupkan rindu lewat sepotong malam
dan hari-hari yang berputar bijak
Purnama silih berganti, musim tak pernah
bersua hanya beranjak pergi
Dan lagi—segala yang terjadi hanya memori
Bisakah aku menguraikan kisah kita untuk tahun-tahun
mendatang?
Kisahku
dan kisahmu…
_16 Oktober 2012_
***
Melihat kisah beberapa teman, membuatku menyadari banyak hal. Ah...ternyata pemahaman sesederhana ini membutuhkan banyak waktu, sakit hati, tangis, dan tawa. Pemahaman sesederhana ini sebenarnya sudah ku pahami di awal, tapi...hatiku yang tiba-tiba tergelincir menjadikan pemahaman ini menjadi buram, dan baru terlihat lebih nyata setelah aku bisa menata hatiku.
Mari, melupakan sejenak tentang perasaan ini.
Mari, memanfaatkan waktu 2 tahun ini untuk menjadi apa yang kau inginkan, yang kau bayangkan.
:)
Tabah dan tetap berjuang hanya itu kata yg bisa aku ucapkan
ReplyDeleteoke, trimakasih...insya Alloh tetap tabah dan terus berjuang ^^
DeleteJalani dengan senyum ,syukuri dengan sujud,bernyanyi dengan do,a..pasti indah pada waktu nya...
ReplyDeletesipps!!!
Deletesubhanallah, alhamdulillah, astaghfirulloh
jika itu do'a.. apakah aku juga perlu mengamininya??? (^^,)
ReplyDeletetidak perlu...
Deletedoakan saja tentang 'kita' ^^
| PUISI : CINTA ORANG TIDAK PUNYA | PUISI AIR MATA CINTA SEJAK KEPERGIANMU | PUISI CINTA BERAT GADIS ALFAMART | PUISI CINTA BIDADARI PADA MALAIKAT | PUISI CINTA BINTANG KEHIDUPAN | PUISI CINTA DI DUNIA MAYA | PUISI CINTA KEGUNDAHAN HATI | PUISI CINTA PERPISAHAN MENYEDIHKAN | PUISI CINTA RINDU KEKASIH | PUISI CINTA ROMANTIS PENDEK SINGKAT | PUISI CINTA SAAT SEPI HIDUP TANPA MU | PUISI CINTA SEJATI KARENA ISENG | PUISI CINTA SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU MINGGU | PUISI CINTA SINGKAT UNTUK KEKASIH | PUISI CINTA TIDAK BERPISAH SELAMANYA | PUISI CINTA UNTUKMU BAMBANG
ReplyDelete