Ada teman
baru di rumah. Dia sudah bersama dengan kami sejak satu minggu yang lalu. Dia
adalah seekor kucing.
Honestly,
saya itu paling takut dengan yang namanya kucing. Entah takut apanya. Apakah
taringnya, cakarnya, isi dalam telinganya yang bikin jijik, atau karena virus
toksoplasma yang ada di bulunya. Yang jelas, saya tidak mau dekat-dekat dengan
kucing. Itu sudah terjadi sejak saya masih kecil. Jadi, di rumah itu tidak ada
yang namanya hewan peliharan. Kalau ada kucing mendekat, saya lantas memasang
tampang ngeri dan takut. Yap...saya tidak suka kucing!
Tapi, si
kucing tiba-tiba ada di rumah saya ini—di Ende. Seekor kucing belang
kuning-hitan-putih menyambut saya saat saya dari kota tempo hari. Bapak bilang,
kucing ini untuk mengusir tikus yang ada di rumah. FYI, tikus di sini ukurannya
tidak seperti tikus di Bantul yang segedhe kucing—hasilnya, si kucing malah
takut dengan si tikus, wkwkwk. Tikus di sini masih kecil-kecil.
Comot dari Internet di Sini |
Ketika kali
pertama dia mendekati saya, saya harus benar-benar menahan diri untuk tidak
menjerit. Dia menggelendot manja di kaki saya, saya coba menahan diri agar
tidak menendangnya. Saya menahan diri supaya tidak dipandang aneh oleh keluarga
saya. Nggak lucu juga kan, saya sudah takut anjing, eh takut kucing juga -_- .
Ah...saya memang takut. Tapi, pada akhirnya saya pun mulai terbiasa dengan si
kucing yang mengelus kaki saya, bermain di seputar kaki saya, dsb.
Dan memang,
sejak ada si kucing, jarang sekali ada suara tikus di sini.
Dan saya
harus akui, di sini, saya tidak terlalu takut kucing. Mungkin hal ini
disebabkan oleh ketiadaan hewan itu di sekitar saya selama 3 bulan, karena
mayoritas di sini adalah anjing. Jadi, jika harus memilih hewan mana yang masuk
rumah, jelas saya lebih memilih kucing.
Saya pun
memanggil si kucing dengan sebutan Pussy ^^
No comments:
Post a Comment