Pict from Dion |
Cinta adalah
membagi duniamu dengan dunianya. Lahir dan batin
@arifah
Ketika
aku mengguratkan kalimat itu, aku tak sepenuhnya paham. Iya, aku kan belum
menikah. Masak iya memberikan wejangan
bagi orang yang menikah? Kewanen iku,
wkwkwk….
Tapi,
sebagai seorang kakak (oke, umur saya lebih tua meskipun kamu nikah lebih dulu
:p), aku tentu berkewajiban untuk memberikan petuah. Setidaknya, sejauh yang ku
tahu. Biar nggak sok tahu. Jadi, itulah yang akhirnya tertulis di secarik
kertas biru.
Doa-doa
telah banyak mengalir untuk kalian. Semoga doa-doa itu terkabulkan. Begitupun
doaku.
Rasanya
baru kemarin, ya, kita membicarakan kisah cinta kita masing-masing. Dimulai
dari hari itu,
diantara gedung-gedung tua kampus pgsd, aliran-aliran cerita mengalir setiap hari, bulan, hingga tahun. Meskipun nama yang sering ku sebut berubah-ubah seiring berlalunya waktu (iya, saya kan masih masa pencarian, ahaha :p), tapi nama yang kau sebut selalu sama: dia.
diantara gedung-gedung tua kampus pgsd, aliran-aliran cerita mengalir setiap hari, bulan, hingga tahun. Meskipun nama yang sering ku sebut berubah-ubah seiring berlalunya waktu (iya, saya kan masih masa pencarian, ahaha :p), tapi nama yang kau sebut selalu sama: dia.
Dia,
cinta pertamamu. Dia, cinta terakhirmu.
Dia,
yang selalu selalu dan selalu kau puja dan kau cinta. Meski sedikit kau
ungkapkan, tapi aku paham, apa yang kau rasakan lebih dari sekadar anak muda
yang bilang: aku ki seneng tenan karo
deweke.
Ketika
ada yang bertanya padaku, apakah ada kisah tentang cinta pertama di masa
kanak-kanak yang berakhir dengan bahagia, aku bisa menjawab ‘iya, ada’. Kisah
kalian sudah cukup merepresentasikannya ^^
Dan
itu tentu saja membuat kalian sudah mengalami pahit dan manisnya masa-masa
kebersamaan. Sehingga—semoga, ketika nantinya kalian telah mengarungi
kebersamaan berdua, benar-benar hanya berdua, maka kalian sudah lebih siap
dalam menghadapinya. Meski tentu saja, apa yang akan terjadi nanti akan jauh
berbeda dengan apa yang terjadi di masa lalu. Tapi aku yakin, kalian akan mampu
(kalau belum mampu, ngapain nikah, coba? :p *intermezzo).
Lega
dan bahagia sekali rasanya melihat kalian bersanding di pelaminan (untungnya
aku nggak dateng waktu ijab, kalau iya, yakin aku pasti mewek :p). Dan,
bersandingnya kalian di pelaminan itu adalah awal dari kehidupan lain:
kehidupan berumah tangga.
Akan ada
banyak sekali tanggungjawab yang kalian pikul. Ibarat sebuah perumpamaan yang
selalu ku katakan pada Mr. A, pernikahan itu seperti mengendarai pesawat jet.
Pesawat jet itu adalah pernikahan sementara pasangan kamu adalah pilot. Lalu
kamu apa? Kamu akan menjadi co pilot, navigator, tukang masak, petugas
kesehatan, tenaga administrasi (emang ada di pesawat, hahaha), cleaning servis,
hingga penanggungjawab penumpang pesawat: anak-anakmu kelak (kayake kerjaane
luweh akeh, ya? Wkwkwk).
Pesawat
itu akan berjalan dengan baik bila antara pilot dan co pilot bisa bekerja sama.
Jika tidak bisa bekerja sama, maka ‘Boooommmmm!’ pesawat akan jatuh bebas.
Bahaya. Tapi
kalau berhasil? Tentu saja, kalian akan sampai ke tujuan pernikahan kalian
dalam keadaan yang selamat (silakan renungkan tujuan pernikahannya sekali
lagi).
Maka
seperti itulah kehidupan rumah tangga. Dibutuhkan kedewasaan, keterbukaan,
penerimaan, dan tanggungjawab dalam membinanya, serta banyak sikap-sikap lainnya
yang aku yakin kalian pahami (dan semoga bisa dipraktikkan). Pengalaman setiap harilah yang akan mendidik kalian, kebersamaan lah yang akan menjadi pelajaran kalian dalam membina rumah tangga terbaik.
Pesanku,
manutlah padanya meskipun kau tak setuju. Pujalah ia, karena dia adalah nomor
satu. Percayalah padanya seutuhnya. Karena hanya dia, dia, dia saja sekarang.
Semoga,
pernikahan kalian sakinah, mawaddah, warohmah, barokah, disertai rejeki yang
halal dan cukup.
Happy
wedding day, sahabatku, saudariku, adikku, partner kerjaku, teman begadang,
teman suntuk, teman curhat, teman mimpi-mimpi gila, teman berbagi, teman kini
hingga nanti, Nisayu dan Hafidz.
From
@arifah
#dan
target ke 51 pun terlaksana: dateng ke nikahan nisa dan hafidz, *hihihi
#semoga apa yang aku tuliskan ini, kelak, juga bisa ku laksanakan. ben ora njarkoni (ngajari ora iso nglakoni :p)
11.01.2015, Bantul
No comments:
Post a Comment