BACA DULU POSTINGAN
SAYA SEBELUMNYA DI SINI.
Apa kabar?
Sudah melakukan
usaha apa saja, wahai para pejuang NIP! Sudah belajar hingga jengah? Sudah
belajar hingga ingin muntah-muntah? Sudah wiridan hingga terkantuk-kantuk?
Syukurlah…berarti tips saya dilaksanakan. Medan pertempuran sudah di depan
mata. Jangan sampai menyesal hanya karena: tidak sempat. Tidak sempat belajar,
tidak sempat berdoa, tidak sempat ini itu, dan lainnya. Alesan aja kan
sebenarnya, pembenaran untuk kalimat ‘kurang berusaha’.
Well, di postingan
sebelumnya, saya sudah bahas tentang tips-tips pra ujian. Iya, tips untuk
belajar, berdoa, dan usaha lainnya. Kali ini, saya akan kasih tips saat ujian.
Penting banget lho hari H saat ujian itu. Mungkin bagi sebagian besar orang,
saat hari H justru saat berserah diri. Tak perlu belajar, tak perlu berdoa.
Cukup. Tapi kurang tepat sih. Iya, kalau sudah selesai ujian, barulah berserah
diri. Selama belum diklik submit, maka kamu masih bisa mengetuk pintu langit
untuk memohon keajaiban.
Yuk langsung aja
kita bahas.
Pertama: Tahu kapan
waktu tes dan di mana tempatnya
Harus banget kamu
tahu dimana dan kapan kamu tes. Tempat pastinya di mana dan waktunya kapan.
Kalau perlu, H-1 kamu harus cek lokasi tesnya. Hitung-hitung refreshing dari
belajar. Lihat keadaan di sana biar familiar dan tidak grogi keesokan harinya. Bisa
lihat juga kondisi pelamar lain yang tes sebelumnya, jadi bisa tahu pakaiannya,
prosedur ujian, dsb. Kalau kamu dari luar kota, pastikan sudah booking hotel
jauh-jauh hari, planning menuju ke lokasi ujian pakai kendaraan apa, atau kalau
mau dilaju (pakai kendaraan pribadi) maka harus persiapkan kendaraannya sehat
dan aman. Karena apa? karena tes tidak akan diulang lagi gaes, apapun
penyebabnya. Sakit, cuaca, macet, kelupaan ini itu, adalah alasan yang tidak
bisa ditolerir oleh panitia. Kamu sudah kalah sebelum bertanding. Makanya,
penting untuk tahu kapan dan dimana kamu tes. Pernah baca sih, ada kasus dimana
seorang pelamar datang ke lokasi tes, salah tanya petugas dan tahunya tes
ditunda sorean. Eh ternyata doi tes saat itu. Akhirnya gagal. Please…kalau bisa
cari kenalan yang tesnya barengan biar bisa dapat info-info kayak gitu. Info
sedetail itu penting banget loh ya.
Ohya, usahakan untuk datang ke lokasi 1 jam sebelum waktu pelaksanaan. Mempertimbangkan hujan, macet, dan lainnya. Lebih baik datang awal daripada datang mepet.
Kedua: Persiapan
printilan
Tesnya cuma 2 jam,
printilan yang dibawa buanyak banget. Belum lagi kalau hujan. Belum lagi kalau
punya anak. Belum lagi kalau lokasinya di luar kota, bahkan luar kabupaten.
Duh…yang momong juga ikutan dibawa. Sekeluarga ikut semua. Karena bagi sebagian
orang, tes CPNS adalah moment bersama. Si ibu nganterin anaknya tes, si suami
nganter istrinya tes, dan sebagainya. Pas saya tes dulu, ada yang sekompi keluarga
dibawa semua. Udah macam mau piknik ke kebun binatang. Beneran!
Sebelum bahas
printilan, pastikan kamu tahu apa saja yang dibawa dan ikutin aturan itu.
Sepatu warna apa, baju apa, pakai dasi tidak dan sebagainya. Jangan
nggampangke, merasa…halah nanti juga tidak dicek. Atau bersikap ‘ntar beli
disana juga ada’. Atau njagakke orang lain juga PUNYA. Ya kalau orangnya punya,
ya kalau ada warung, ya kalau ada yang jual, kalau nggak, kan malah ribet
sendiri. Menurut saya itu sih sudah nggak serius banget mau ikut tes.
Pernah dengar ada kasus begini,
sepatu disuruh pakai warna hitam eh pakenya warna lain. Akhirnya doi pinjam sepatu
peserta lain yang ujian di sesi berikutnya. Lah ketika si peserta itu giliran
mau tes, bingung lah karena yang di dalam belum keluar. Akhirnya sepatunya di
lakban hitam (LAKBAN gaes, miris!). Ya boleh ikutan tes sih, tapi kan pakai
acara dag-dig-dug takut nggak bisa ikutan tes kan.
Oke, printilan yang
saya maksud adalah ini:
- Bawa minum dan snack yang disukai. Ada kan tipe orang yang makan kalo lagi grogian. Kalau mau tes biasanya cuma minum saja sih. Tapi setelah tes kan lavar tingkat dewa ya. Nah, bawa makanan buat setelah tes juga. Cukup air mineral sama roti aja sih.
- Buku catatan selama belajar dibawa. Tak perlu bawa buku soal-soal. Usahakan semua sudah dicatat di buku catatan itu. Kalau tiba-tiba lupa, bisa dibuka lagi sambil nunggu.
- Payung kalau hujan
- Alat tulis sudah siap pakai, dirautin dari rumah. Biasanya panitia udah nyiapin alat tulis (pensil dan penghapus). Tapi, tak ada salahnya nyiapin.
- Kartu identitas yang harus dibawa apa saja, ceklis beneran. KTP, kartu ujian. Cek!
- Fotokopian kalau disuruh bawa harus dilebihi biar tidak kurang.
- Foto kalau disuruh bawa harus dilebihin jangan ngepas bawanya.
- Semua berkas disiapin dalam map bening agar tetap rapi dan tidak lecek. Kartu identitias asli/KTP sudah disiapkan di tempat yang mudah dijangkau.
- Bawa jam tangan sebagai penunjuk waktu pribadi.
Ketiga: Berdoa
Mendekati hari H,
saya biasanya sudah tidak konsentrasi dalam belajar (tapi ada juga yang malah
semangat loh). Jadi, saya biasanya perbanyak berdoa saja. Dari rumah sampai
lokasi, hingga masuk ke tempat tes, saya wiridan dan doa khusus. Tolong,
kurangin itu main ponsel atau ngobrol cekikikan bareng temen. Serius lho, waktu
saya ujian, 95% peserta yang menunggu tes itu ngobrol dengan temannya, 5%
sisanya diam, tidur, atau berdoa. Lah, daripada banyakin ngobrol nggak jelas,
mengapa tak memanfaatkan waktu itu untuk berwiridan, mohon pertolongan sama
Tuhan, kan. Dan jangan bahas soal-soal ujian lagi kalau memang tidak ada buku pegangannya. Karena akan membuat bertanya-tanya dengan jawaban yang tidak pasti.
Oh ya, tips lagi.
Saat sudah duduk di kursi peserta, ada 2 kali kita login. Nah, saat mau login
itu, saya manfaatkan untuk berdoa. Pertama, saat login sebagai peserta CPNS.
Kedua, saat login ke soal. Saat login ke soal itulah yang paling menentukan
menurut saya. Why? Karena hanya tangan Tuhan lah yang bisa membuat sistem di
komputer itu memunculkan soal-soal yang MUDAH. Iyes…jadi soal-soal CPNS itu
diacak dari database pusat. Ada orang yang cukup beruntung dan mendapatkan soal
yang mudah, ada pula yang mendapatkan soal sulit dan tidak ada jawabannya. Saya
berani bilang begitu karena saat tes, sebagian besar soalnya familiar cenderung
mudah dan jawabannya langsung kelihatan. Memang skor saya tidak so high sih,
tapi menurut saya itu salah satu faktor X yang menentukan.
Untuk faktor berdoa
ini, saya juga minta tolong pada suami dan orangtua saya untuk mendoakan. Saya
kabari mereka, tes mulai jam berapa dan selesai jam berapa. Supaya mereka
membantu saya lewat doa-doa selama saya berjuang mengerjakan soal. Jadi, di
dalam ruangan saya berjuang mengerjakan soal-soal, si suami dan Ibuk, berdoa
juga. Jangan lupa juga wiridan sambil membaca soal. Inget Alloh selalu!
Keempat: Kerjakan yang
mudah
Bagi soal menjadi 3
kategori. Soal mudah, sedang, dan sulit. Soal mudah adalah soal yang sekali
baca langsung tahu jawabannya dan pasti benar. Soal sedang adalah soal yang ragu-ragu
jawabannya atau yang bacaannya panjang tapi malas membaca meski sebenarnya
bisa, atau soal yang tahu jawabannya tapi harus 2 langkah pengerjaannya (soal
tipe HOTS) sehingga memakan banyak waktu. Soal sulit adalah soal yang sama sekali tidak tahu jawabannya atau
tidak tahu cara mengerjakannya.
Kerjakan soal urut
dari nomer 1. Untuk soal mudah, tak perlu dipikirkan ya. Pokoknya langsung
labas. Untuk soal sedang dan sulit, bisa dilewati dulu tapi nomernya harus
dicatat di kertas yang disediakan oleh panitia.
Nah, setelah semua
soal selesai dibaca dan tersisa beberapa soal sedang dan sulit, segera kerjakan
soal sedang terlebih dahulu. Setelah selesai dengan soal sedang, maka kerjakan
soal sulit. Next, tips untuk soal sulit adalah menggunakan logika. Tetap harus
dibaca atau dihitung (kalau matematika), kemudian dipilih jawaban yang
mendekati. Tak selalu berhasil, tapi minimal sudah berusaha. Kalau sudah
kehabisan waktu dan ada soal sulit yang belum dikerjakan, sudahlah dijawab asal
saja. Jangan lupa berdoa saat mengeklik jawabannya J
Kelima: Skill
membaca soal
Soal CPNS berjumlah
100 soal dengan durasi 90 menit (TWK 35, TIU 30, dan TKP35, tapi coba cek lagi
siapa tahu saya salah ya!). Itu artinya satu soal hanya punya waktu 54 detik
saja (tidak ada satu menit, Bray). Padahal soal-soal CPNS bervariasi, ada yang
bacaan banyak, ada yang hitungannya tidak ketemu, ada yang soalnya singkat tapi
jawabannya sulit. Iya, bikin frustasi.
Tips saya adalah
dengan meningkatkan skill membaca soal. Soal harus dibaca dengan teknik membaca
cepat. Sekali baca harus paham apa maksudnya. Maksimal 2x baca. Jangan dibaca
per kata, tapi inti pertanyaannya. Skill ini bisa didapatkan jika RAJIN
membaca soal. Inilah mengapa kita harus BELAJAR. Jika satu soal sudah 2 kali
membaca dan tidak paham juga, langsung lewati saja. Tapi, jika kamu sudah
terbiasa membaca cepat, 1 soal bisa langsung dipahami artinya dalam lima detik,
dan mengeklik jawaban 10 detik kemudian. Sesingkat itu. Hal ini juga berlaku
untuk soal matematika (TIU). Jika sudah terbiasa mengerjakan soal matematika,
pasti akan langsung ketemu jawabannya tanpa oret-oretan. Oh ya, satu tips lagi,
jika bingung isi pertanyaannya, langsung baca jawabannya saja. Pahami jawaban
dan pertanyaannya.
Tambahan satu tips lagi. Sebenarnya bukan masuk skill membaca sih, tapi skill mengoperasikan komputer. Dengan mengoperasikan seefektif mungkin, maka akan menghemat setidaknya 15 menit waktu. Mengapa? karena bagi yang tahu shortcut nya, maka tidak melulu menggunakan mouse untuk mengoperasikan halaman layar. Nah, biasanya, saya menggunakan 2 tangan saya. Tangan kanan memegang mouse (plus pensil dan kertas di dekat mouse), dan tangan kiri memegang keyboard (sepertinya sih tombol spacebar, plis kroscek lagi ya saat mode LATIHAN sebelum mulai tes). Mouse berguna untuk mengeklik jawaban, keyboard untuk next soal. Jadi, dari memencet jawaban, tidak perlu menggerakkan mouse ke arah next. Menurutnya saya, 10 detik sudah terbuang untuk mengarahkan tombol. Coba kalikan dengan jumlah soal. Kan banyak.
Tambahan satu tips lagi. Sebenarnya bukan masuk skill membaca sih, tapi skill mengoperasikan komputer. Dengan mengoperasikan seefektif mungkin, maka akan menghemat setidaknya 15 menit waktu. Mengapa? karena bagi yang tahu shortcut nya, maka tidak melulu menggunakan mouse untuk mengoperasikan halaman layar. Nah, biasanya, saya menggunakan 2 tangan saya. Tangan kanan memegang mouse (plus pensil dan kertas di dekat mouse), dan tangan kiri memegang keyboard (sepertinya sih tombol spacebar, plis kroscek lagi ya saat mode LATIHAN sebelum mulai tes). Mouse berguna untuk mengeklik jawaban, keyboard untuk next soal. Jadi, dari memencet jawaban, tidak perlu menggerakkan mouse ke arah next. Menurutnya saya, 10 detik sudah terbuang untuk mengarahkan tombol. Coba kalikan dengan jumlah soal. Kan banyak.
Nah, skill ini
berguna untuk mengatur waktu selama tes. Next ya.
Keenam: Atur waktu
Pelamar yang
menguasai skill membaca soal dengan cepat (dan operasi komputer), mampu menyelesaikan 100 soal dengan
menyisakan waktu selama paling tidak 20 menit yang bisa digunakan untuk
mengulang soal-soal yang dilewati. Jika membaca soal saja pelan-pelan…aduhhh…keburu
habis waktunya.
Saat tes, saya
membagi waktu untuk setiap bidang. Untuk TWK 15 menit harus selesai. Karena
soal TWK mayoritas pendek, singkat, meski jawabannya tidak mudah (ya jelas,
hahaha). Untuk TIU bisalah 30 menit karena bacaannya biasanya panjang dan soal
hitungannya agak banyak. Tapi bisa juga lebih cepat kalau mendapat soal yang
mudah (kembali ke bahasan BERDOA). Nah, TKP adalah tantangan baru karena soal-soalnya
membuat berpikir keras, main perasaan ini. Saya tak bisa banyak memberi tips
kalau TKP, tapi kalau sudah mentog, saya pilih jawaban yang paling panjang,
tapi tetap yang logis, hahaha.
Nah, sisa dari
waktu itulah, bisa digunakan untuk mengulang materi. Saat tes yang lalu, saya
masih ada sisa waktu 25 menit setelah 100 soal saya baca, kemudian mengulang
soal sedang dan sulit selama 10 menit (ada sekitar 20 soal), 5 menit mengulang
soal-soal yang ragu-ragu, dan sisanya ngalamun (iya, konyol ya, hahaha),
melihat pelamar lain yang sedang tes, dan tetap, harus berdoa.
Ketujuh: Tawakal
Setelah serangkaian
usaha dilakukan, doa tak putus dipanjatkan, sekarang saatnya untuk tawakal.
Harusnya sih dari awal proses memang sudah tawakal. Bahwa semua yang dilakukan
ini untuk Tuhan, dan takdir keterima atau tidak ya terserah sama Tuhan.
Kalau nantinya
keterima, ya jangan sombong dengan bilang ‘aku lhoh sinau, amalan ini itu, bla
bla bla’. Itu namanya kamu sudah sombong, Bray. Kamu diterima itu adalah karena
Gusti Alloh. Bahkan jangan pun menyombongkaan amalan yang sudah dilakukan. Kita
toh tak tahu, apa yang membuat Gusti Alloh memberikan nikmat CPNS itu, kan.
Bisa karena doa leluhur, bisa karena doa anak yatim, bisa karena satu amalan
yang kita lakukan duuullluuu sekali yang bahkan kita nggak inget. Pokoknya,
suka-suka Alloh lah mau kasih dari jalan mana.
Nah, kalau
endingnya TIDAK lolos, jangan bersedih hati, apalagi iri dengan teman yang
keterima, apalagi berburuk sangka dengan dia yang diterima. Jangan menghakimi
orang lain: dia aja tidak belajar jarang ibadah kok diterima. Jangan pula
mempertanyai mengapa orang lain yang diterima padahal usaha dan doa kita sudah
sekeras itu, sedekah sudah banyak. Apa yang kurang? (*diikuti nangis drama).
Harap diingat ya, sodara-sodara, kamu lolos atau tidak itu haknya Gusti Alloh.
Siapa kamu berani ngatur-atur Alloh biar kamu lolos. Rumusnya tidak
sesederhana: 1 + 1 = 2. Tidak juga sesederhana, kamu usaha berarti kamu lolos. Kamu
amalan berarti kamu lolos. Kamu berdoa berarti kamu lolos. Kamu usaha+berdoa
berarti lolos. Tidak, Gaes. Tidak seperti itu. Alloh yang ngasih. Semuanya
Alloh yang nentuin. Jangan berani-berani kamu ngatur-atur, ya.
Inget, kalau
diterima ya bersyukur, kalau tidak diterima ya bersyukur. Rejeki tak hanya
menjadi CPNS saja. Oke oke oke.
Baiklah…karena
postingannya sudah sebanyak ini. Mari kita sudahi saja ya, gaes. Silakan bagi
yang mau tanya-tanya lebih lanjut, bisa DM atau kontak via instagram atau
twitter. Pesan terakhir sebelum ditutup: CPNS ini bisa diusahakan dengan
ketekunan dan kedisiplinan. Jadi…selagi masih ada waktu, ayo usaha!
Love,
Arifatih
No comments:
Post a Comment